Jumat, 27 April 2012

Tugas 4 : Pengangguran, Inflasi dan Keterkaitannya


PENGANGGURAN DAN INFLASI

I.            PENGANGGURAN

1.           Definisi Pengangguran
Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu menyerapnya.

           2.        Jenis dan Macam Pengangguran
a.       Berdasarkan Jam Kerja
Berdasarkan jam kerja, pengangguran dikelompokkan menjadi 3 macam:
a.1. Pengangguran Terselubung (Disguised Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu.
a.2. Setengah Menganggur (Under Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga kerja setengah menganggur ini merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu.
a.3. Pengangguran Terbuka (Open Unemployment) adalah tenaga kerja yang sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis ini cukup banyak karena memang belum mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal.

b.      Berdasarkan Penyebab Terjadinya
Berdasarkan penyebab terjadinya, pengangguran dikelompokkan menjadi 7 macam:
b.1. Pengangguran friksional (frictional unemployment) adalah pengangguran yang sifatnya sementara yang disebabkan adanya kendala waktu, informasi dan kondisi geografis antara pelamar kerja dengan pembuka lamaran pekerna penganggur yang mencari lapangan pekerjaan tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditentukan pembuka lapangan kerja. Semakin maju suatu perekonomian suatu daerah akan meningkatkan kebutuhan akan sumber daya manusia yang memiliki kualitas yang lebih baik dari sebelumnya.
b.2. Pengangguran konjungtural (cycle unemployment) adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan gelombang (naik-turunnya) kehidupan perekonomian/siklus ekonomi.
b.3. Pengangguran struktural (structural unemployment) adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan struktur ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka panjang. Pengangguran struktural bisa diakibatkan oleh beberapa kemungkinan, seperti:
1. Akibat permintaan berkurang
2. Akibat kemajuan dan pengguanaan teknologi
3. Akibat kebijakan pemerintah
b.4. Pengangguran musiman (seasonal Unemployment) adalah keadaan menganggur karena adanya fluktuasi kegiaan ekonomi jangka pendek yang menyebabkan seseorang harus nganggur. Contohnya seperti petani yang menanti musim tanam, pedagang durian yang menanti musim durian.
b.5. Pengangguran siklikal adalah pengangguran yang menganggur akibat imbas naik turun siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah daripada penawaran kerja.
b.6. Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang terjadi akibat perubahan atau penggantian tenaga manusia menjadi tenaga mesin-mesin.
b.7. Pengangguran siklus adalah pengangguran yang diakibatkan oleh menurunnya kegiatan perekonomian karena terjadi resesi. Pengangguran siklus disebabkan oleh kurangnya permintaan masyarakat (aggrerate demand).

 3.           Penyebab Pengangguran
Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen.
Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya.
Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik, keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara.
Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah "pengangguran terselubung" di mana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak orang.

4.           Akibat Pengangguran
Bagi perekonomian Negara
a.          Penurunan pendapatan perkapita.
b.         Penurunan pendapatan pemerintah yang berasal dari sektor pajak.
c.          Meningkatnya biaya sosial yang harus dikeluarkan oleh pemerintah.
Bagi masyarakat
a.          Pengangguran merupakan beban psikologis dan psikis.
b.         Pengangguran dapat menghilangkan keterampilan, karena tidak digunakan apabila tidak bekerja.
c.          Pengangguran akan menimbulkan ketidakstabilan sosial dan politik.


II.         INFLASI

1.           Definisi Inflasi
Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang. Inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi.
Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling pengaruh-memengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga. Ada banyak cara untuk mengukur tingkat inflasi, dua yang paling sering digunakan adalah CPI dan GDP Deflator.

2.           Jenis Inflasi
Inflasi dapat dikategorikan menjadi 3, yaitu :
Inflasi moderat. Inflasi moderat ditandai dengan harga-harga yang meningkat secara lambat atau biasa disebut dengan inflasi satu digit pertahun.
Inflasi ganas. Inflasi dalam dua digit atau tiga digit seperti 20, 100 atau 200 persen pertahun disebut inflasi ganas. Apabila inflasi ganas timbul, maka timbullah gangguan-gangguan serius terhadap perekonomian. Dalam kondisi ini uang kehilangan nilainya secara cepat; tingkat bunga riil dapat mencapai minus 50 atau minus 100 persen pertahun.
Hiperinflasi. Berbagai penilitian telah menemukan beberapa gambaran umum mengenai hiperinflasi. Pertama, permintaan yang riil (diukur dengan stok uang dibagi dengan tingkat harga) menurun drastic. Kedua, harga-harga menjadi relative tidak stabil.

3.           Dampak Inflasi
Sebagai akibat dari penyebaran harga-harga relatif, timbul akibat utama inflasi, yaitu : pendistribusian kembali pendapatan dan kekayaan diantara kelompok yang berbeda dan distorsi pada harga-harga relative dan output dari barang yang berbeda, atau kadang-kadang pada output dan kesempatan kerja perekonomian secara keseluruhan.
Beberapa dampak inflasi adalah sebagai berikut :
·         Dampak terhadap distribusi pendapatan dan kekayaan
·         Berpengaruh langsung terhadap aktiva dan kewajiban masyarakat
·         Adanya penyesuaian suku bunga riil
·         Pengaruh terhadap tingkat output secara keseluruhan
·         Dampak secara mikro terhadap efisiensi ekonomi

4.           Faktor-Faktor Penyebab Inflasi
a.       Penawaran Uang (Jumlah Uang Beredar)
Para ekonom klasik cenderung untuk mengartikan uang beredar sebagai currency karena uang inilah yang benar-benar merupakan daya beli yang langsung bias digunakan dan langsung mempengaruhi harga barang-barang.
Uang beredar yang didefinisikan sebagai uang kartal ditambah uang giral disebut uang dalam arti sempit (narrow money) dan disimbolkan dengan M1 (Sadono Sukirno, 1997:207).
Ketidakseimbangan antara permintaan dan penawaran uang akan menyebabkan inflasi. Jika penawaran uang (jumlah uang yang beredar) terlalu banyak inflasi akan meningkat, dan sebaliknya jika penawaran uang terlalu sedikit terjadilah deflasi.

b.      Pendapatan Nasional
Pendapatan nasional adalah total nilai barang akhir dan jasa yang dihasilkan oleh suatu Negara dalam kurun waktu tertentu (1 tahun).

c.       Nilai Tukar Rupiah
Nilai tukar atau “kurs” dapat didefinisikan sebagai harga 1 unit mata uang domestic dalam satuan valuta asing. Sehingga yang dimaksud dengan nilai tukar rupiah adalah harga rupiah per satu unit dollar AS.

d.      Tingkat Suku Bunga SBI
SBI (Sertifikat Bank Indonesia) adalah salah satu instrumen yang digunakan untuk kebijakan open market operation dari Bank Sentral. Kebijakan open market operation (Politik Pasar Terbuka) meliputi tindakan menjual dan membeli surat-surat berharga akan mempengaruhi harga (dan dengan demikian juga tingkat bunga) surat berharga. Akibatnya, tingkat bunga umum juga akan terpengaruh.

III.     HUBUNGAN INFLASI DENGAN PENGANGGURAN
Di dalam kurva Philips dinyatakan bahwa inflasi yang rendah seringkali terjadi dengan pengangguran yang tinggi, sebaliknya pengangguran yang rendah bias dicapai tetapi dengan inflasi yang lebih tinggi. Hal ini dapat terlihat dari table di bawah ini:
Table 3.1 Inflasi dan Pengangguran
      
Tahun
Inflasi
Pengangguran
2002
10.00%
9.06%
2003
5.10%
9.50%
2004
6.40%
9.86%
2005
17.11%
10.26%

  




Berdasarkan table di atas, tingkat inflasi berangsur turun dari tahun 2002 sampai 2003, dan jumlah pengangguran pun bertambah banyak. Sedangkan pada tahun 2004 sampai 2005 gtingkat inflasi mengalami kenaikan yang cukup tajam yang tidak di barengi dengan pengurangan jumlah pengangguran. Hal ini disebabkan inflasi yang ditimbulkan oleh pengurangan subsidi BBM sehingga menaikkan harga-harga pada periode 2005, sehingga melemahkan daya beli masyarakat, dan menimbulkan dampak kepada bertambahnya jumlah pengangguran.
   Daya beli masyarakat yang lemah juga berakibat pada lemahnya investasi. Lemahnya investasi ini mengakibatkan penurunan pendapatan dari pengusaha, apalagi ditambah dengan pajak yang masih tinggi. Akibat yang muncul adalah investasi sukar untul berkembang dan kesempatan kerja semakin kecil sehingga pengangguran akan semakin tinggi.
   Disinilah pentingnya kebijakan pemerintah untuk mengatasi masalah inflasi, pengangguran dan kesempatan kerja. Kondisi yang terjadi saat ini adalah tingkat inflasi yang sudah mulai membaik, tetapi tidak didukung oleh penurunan pengangguran yang ada, sehingga roda perekonomian macet.
                                                        
                                         Gambar 3.2 Pergeseran Kurva Philips

 Periode 1. Pada periode awal, pengangguran berada pada tingkat alamiah. Pada tingkat ini tidak terjadi kejutan permintaan atau penawaran, dan perekonomian berada di titik A pada kurva Philips jangka pendek yang lebih rendah.

Periode 2. Pesatnya peningkatan output selama masa ekspansi perekonomian menurunkan tingkat pengangguran. Pada saat pengangguran berkurang, perusahaan-perusahaan cenderung lebih semangat merekrut pekerja dan beberapa tulisan untuk meningkatkan kompensasi lebih tinggi daripada periode sebelumnya.
Periode 3. Dengan laju inflasi upah dan harga yang relative tinggi, perusahaan dan pekerja melalui memperkirakan laju inflasi yang cukup tinggi. Perkiraan laju inflasi yang lebih tinggi.
Periode 4. Pada periode akhir, pada saat perekonomian melambat, kontraksi dalam aktivitas perekonomian mendorong output kembali pada tingkat potensialnya dan tingkat penggunaan kembali pada tingkat alamiah. Laju inflasi menurun karena tingkat pengangguran lebih tinggi.
Karena tingkat inflasi atau inflasi inersial meningkat, maka tingkat inflasi pada tingkat alamiah lebih tinggi pada periode 4 dibandingkan dengan periode 1 sekalipun penawaran dan permintaan agregat berada dalam keseimbangan, perusahaan-perusahaan dan para pekerja telah memperkirakan tingkat inflasi yang lebih tinggi. Perekonomian akan mengalami tingkat GNP riil dan tingkat pengangguran yang sama seperti periode 1, sekalipun besaran nominal (harga-harga dan GNP nominal) sekarang berkembang lebih ccepat daripada sebelum ekspansi yang meningkatkan perkiraan tingkat inflasi.