“Andai Aku menjadi menteri
perekonomian”. Judul tulisan ini membuat saya harus sejenak berandai-andai
menjadi seorang menteri perekonomian. Tentu bukan hal yang mudah. Menjadi seorang
menteri merupakan sebuah tanggung jawab yang cukup besar, karena mengemban
suatu jabatan publik signifikan dalam pemerintahan. Harus memiliki kemampuan
lebih dalam bidang yang bersangkutan guna memajukan perekonomian menjadi lebih
baik lagi. Sebelum berandai-andai lebih jauh, ada baiknya kita mengetahui
terlebih dahulu kondisi perekonomian di Indonesia saat ini dan juga
masalah-masalah perekonomian yang pernah terjadi di Indonesia.
Dari salah satu sumber yang saya
baca, menyatakan bahwa kondisi perekonomian di Indonesia saat ini sedang tidak
seimbang. Ketidakseimbangan ini bisa kita lihat dari salah satu sudut pandang
yang paling mudah. Dari berbagai kota yang pernah dikunjungi, pasti pernah
terlintas di benak bahwa betapa banyaknya ketimpangan di negeri nan hijau ini. Di
suatu kawasan, berderet rumah besar, bagus, arsitektur indah, penghuninya sudah
ditambah dengan beberapa pembantu, dan beberapa dert mobil mewah pun ada di
halaman. Sebaliknya, masih banyak deretan rumah kardus dan rumah-rumah berpapan
bekas dengan keadaan MCK seadanya atau kadang tak ada sama sekali hingga harus
menumpang ke masjid. Itulah gambaran sekilas kondisi perekonomian Indonesia
saat ini dari kondisi rumah tinggal rakyatnya.
Bagaimana dengan masalah
perekonomian yang terjadi di Indonesia?
Masalah
perekonomian yang sempat terjadi di Indonesia bukan hanya masalah deflasi dan
inflasi. Sektor ekonomi riil, seperti industri rumah tangga, pangan, maupun
jasa pun terkadang masih mengalami hambatan hingga saat ini sehingga masalah
perekonomian yang ada di Indonesia belum tuntas sepenuhnya. Jika kita ingin
menghubungkan masalah perekonomian Indonesia dengan pengangguran dan
kemiskinan, tentu kondisi ekonomi Indonesia masih jauh disebut stabil. Usaha pemerintah
untuk memenuhi kebutuhan pokok pun seringkali mengalami kendala. Alhasil, kita
harus berulang-ulang mengimpor bahan pokok, seperti beras atau gandum dari
negara lain. Output pertanian kita
sampai sekarang masih belum cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok dalam negeri. Inilah
salah satu masalah perekonomian Indonesia.
Negara
kita, Indonesia, pernah memiliki cerita manis dan membanggakan soal ketahanan
pangan Indonesia. Ketika Sutan Sjahrir menjadi perdana menteri, Indonesia
pernah memberikan bantuan beras kepada India sebanyak 2.000 ton. Prestasi yang
sangat luar biasa di saat republik baru seumur jagung.
Namun,
bagaimana dengan masalah perekonomian di Indonesia sekarang? India kini telah
menjadi bagian dari kekuatan ekonomi Asia yang sangat diperhitungkan, disamping
Cina dan Jepang.
Dari
kondisi perekonomian dari sudut pandang sederhana dan sebuah masalah
perekonomian di Indonesia yang sudah saya uraikan di atas, tentunya kita sudah
sedikit memiliki gambaran mengenai apa yang harus dilakukan apabila kita
menjadi seorang menteri perekonomian.
Seorang
menteri perekonomian memiliki tugas membantu Presiden dalam menyinkronkan dan
mengkoordinasikan perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidang perekonomian (Pasal 24, UUD 1945). Kemudian dalam melaksanakan tugasnya
sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 24, menteri perekonomian menyelenggarakan
fungsi :
a. sinkronisasi perencanaan,
penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang perekonomian;
b. koordinasi perencanaan, penyusunan,
dan pelaksanaankebijakan di bidang perekonomian;
c. pengendalian penyelenggaraan urusan
kementerian sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b;
d. pengelolaan barang milik/kekayaan
negara yang menjadi tanggung jawab Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian;
e. pengawasan atas pelaksanaan tugas di
lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian; dan
f. pelaksanaan tugas tertentu yang
diberikan oleh Presiden. (Pasal 25, UUD 1945).
Seperti uraian di atas, maka yang akan saya lakukan apabila
saya menjadi seorang menteri perekonomian adalah melaksanakan tugas dan fungsi
seorang menteri sebagaimana mestinya. Memperbaiki perekonomian dimulai dari hal
kecil dan diri sendiri terlebih dahulu. Seperti, membuat sinergi antar
kementerian yang semakin solid dan saling mendukung, sehingga tidak tumpang
tindih satu sama lain dn lebih bermanfaat bagi masyarakat. Memulai perekonomian
yang sejahtera dan berkembang dari diri sendiri. Hidup hemat merupakan salah
satu langkah awal membangun perekonomian di Indonesia. Penduduk Indonesia yang
konsumtif tidak mencerminkan hidup hemat dan sejahtera. Seperti yang terjadi
saat ini, barang yang di datngkan dari luar negeri laris terjual di pasaran
karena perilaku masyarakat Indonesia yang konsumtif. Selain itu, rata-rata
masyarakat Indonesia menginginkan barang yang baru, padahal barang yang lama
masih dapat dipakai. Itulah sebabnya perekonomian di Indonesia tidak merata. Yang
kaya tetap kaya, yang miskin semakin miskin dikarenakan tidak adanya pemerataan
kesejahteraan.
Untuk itu, mulailah dari diri sendiri dengan menjalani pola
hidup yang hemat dan teratur. Apabila barang yang dimiliki masih bisa dipakai,
maka manfaatkanlah dengan baik. Atau, membeli barang yang baru dan memberikan
barang yang lama ke orang lain yang lebih membutuhkan. Sikap saling berbagi dan
memberi juga dapat membantu meningkatkan perekonomian yang ada di Indonesia. Pemerataan
kesejahteraan masyarakat akan terwujud karena sikap saling berbagi dan memberi
tersebut.
Referensi
:
http://www.yasekolah.com/2013/02/tugas-fungsi-menko-perekonomian.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar