Tulisan ini adalah sedikit hal mengenai
siapa saya. Tak ada hal yang spesial, namun bacalah jika kalian ingin
mengetahui tentang saya lebih dekat. Yang jauh mendekat yang dekat merapat.
So.. let’s check this out.
Saya adalah anak kedua dari dua bersaudara,
lahir di Jakarta 21 tahun yang lalu, tepatnya tanggal 16 bulan Mei. Sekarang
sedang duduk di bangku kuliah semester 5 jurusan akuntansi di salah satu
perguruan tinggi swasta di bilangan Depok. Sekarang saya juga terdaftar sebagai
asisten salah satu laboratorium di kampus tempat saya kuliah. Yaa, mungkin itu
sedikit informasi pribadi tentang diri saya.
Hal pertama yang ingin saya ungkap adalah
tentang riwayat sekolah saya. Diawali dari tingkat taman kanak-kanak. Saya
sekolah di TK Zainul Ulum, sejak berumur 4 tahun saya mulai sekolah. Kata mama,
saya baru akan disekolahkan umur lima tahun saja tadinya. Namun, karena saya
selalu menangis sambil menggendong tas sekolah setiap pagi ketika ditinggal mas
Eko berangkat sekolah, jadilah saya di daftarkan untuk sekolah TK. Tetapi ada
alasan lain yang bikin saya selalu cengar-cengir sendiri kalau mengingatnya,
kata mama, saya ingin sekolah TK karena saya mau dapet piala. Itu adalah alasan
yang saya utarakan waktu kepala sekolah TK menanyakan kenapa saya mau sekolah.
Yaah, namanya juga alasan anak-anak, suka diluar kuasa pikiran orang dewasa.
Hehehe
Dan setelah 3 bulan saya sekolah TK, saya
akhirnya mendapat piala juga. Saat itu saya terpilih menjadi juara favorit lomba
mewarnai yang di selenggarakan di Taman Mini Indonesia Indah. Pialanya kecil,
sesuai sama ukuran tubuh saya yang kecil juga saat itu, kata pembawa acaranya.
Piala pertama yang diraih anak umur empat tahun yang sekolah TK dengan tujuan
dapat piala akhirnya terwujud. Selama sekolah di TK selama dua tahun, total
piala yang saya dapet ada sepuluh piala dari berbagai macam lomba yang saya
ikuti.
Ada hal lucu lainnya yang terjadi waktu
saya sekolah di TK. Ketika saya duduk di kelas nol besar saya suka dipercaya oleh guru saya untuk menggatikan dia
sebagai pengajar, katanya sih waktu itu, bu guru sibuk, jadi saya diminta
menggatikan. Saya terkenal galak katanya, berisik sedikit pasti saya omelin,
klo teman saya tidak memperhatikan pasti juga saya omelin. Dan tidak sampai
disitu, kejahatan saya berlanjut saat memberikan cap ke tangan teman-teman saya
saat mereka pulang. Mereka yang berisik dan tidak memperhatikan sudah pasti
saya beri cap senyum. Dan yang meraih cap bintang hanya beberapa teman yang
saya anggap diam dan memperhatikan saya. Karena hal ini, pasti banyak ibu-ibu
dari teman saya yang mendapat laporan karena kegalakan saya dan kejahatan saya
waktu mengajar. Dan pastinya saya cuma cengar-cengir mendengar ocehan mereka.
Namanya juga anak-anak, pasti ada aja kelakuan anehnya.
Keanehan lainnya adalah saat perpisahan
sekolah TK. Saya di dapuk sebagai pembaca puisi. Judul puisinya saat itu
‘Guruku’. Setiap latihan disekolah, pasti ada aja masalahnya, dari bercanda
sampai gak hafal. Sampai pernah diomelin segala sama guru saya. Dan pasti pesan
terakhir setelah latihan, “jangan lupa latihan di rumah yaa, Emi”. Saya hanya
menjawabnya dengan anggukan. Di rumah pun saya tidak pernah latihan kalo di
rumah banyak orang. Tapi kalo tidak ada orang di rumah, saya berani latihan.
Itupun ngumpet di dalem lemari dengan suara yang super pelan, biar gak ada
orang yang dengar.
Tibalah ketika hari perpisahan. Saya
berhasil memukau semua orang yang hadir, dari teman-teman saya sendiri, hingga
orang tua mereka begitupun guru saya dan tidak lupa juga mama saya. Mereka semua
menangis mendengar puisi yang saya bacakan. Katanya sih saya begitu mendalami
maknanya sampai ikutan menangis juga bacainnya. Walaupun menangis, tapi saya
bacanya sampai selesai lho. Hehe
Setelah selesai membaca, mama ditanyain
banyak ibu-ibu, gimana ngelatihnya sampai-sampai saya bisa begitu bagusnya (ini
terlihat agak menyombongkan diri). Dan pastinya mama jawab, “lah, mana saya
tahu bu, di rumah aja si Emi gak pernah latihan. Saya cuma tahu kalau dia di
suruh baca puisi. Itu saja”. Semua ibu-ibu gak ada yang percaya, tapi mau
bagaimana lagi, memang itu kenyataannya. Mama gak pernah ajarin saya, dan saya
gak pernah berani latihan di depan orang rumah. Mama tahu soal latihan di dalam
lemari itu setelah beberapa hari seusai acara perpisahan.
Setelah di sekolah TK, pastinya saya harus
melanjutkan sekolah ke SD. Karena kelamaan di TK, yang biasa dimanja-manja sama
gurunya, jadi agak heran waktu masuk SD yang gurunya super duper cuek. Di
tambah lagi temen sebangku saya yang selalu nangis kalo wajah mamanya gak
keliatan lagi di jendela luar kelas. Hahaha, padahal dia seorang laki-laki,
tapi cengengnya parah banget. Saya jadi suka bingung ngeliatin anak laki-laki
itu, tiap pagi selalu nangis.
Prestasi saya di SD juga cukup membanggakan
kedua orang tua saya, walaupun setiap pulang sekolah kalo bapak tanya “tadi di
sekolah belajar apa nduk (panggilan anak perempuan dalam bahasa jawa)?”. Saya
selalu jawab “gak tau”.
“tadi di sekolah belajar apa nduk?”
“gak tau”.
Sampai kelas enam SD, alhamdulillah saya
selalu dapet peringkat di lima besar. Entah di rangking 3, 2, 4 ataupun 1. Ya,
tergantung usaha dan siapa saingan saya aja. Hehe
Lulus dari SD saya diterima di SMP favorit
dekat rumah. Masa-masa transformasi dimulai dari jenjang sekolah ini. Saya
mulai mengenakan jilbab dan sedang mengalami masa puber. Begitu banyak teman
baru yang saya dapatkan, dan teman lama dari SD pun banyak yang sekolah di SMP
yang sama dengan saya. Saya mendapat teman bernama Destiara, tapi cukup panggil
dia Tiara aja katanya. Dia teman terdekat saya dari SMP hingga sekarang, tapi
karena kesibukan, jadi sekarang-sekarang ini agak ribet kalo mau ketemu.
Lulus SMP saya melanjutkan ke SMK, padahal
itu bukan kemauan saya, tapi kemauan mama saya. Saya maunya masuk SMA, biar
nanti bisa kuliah. Tapi mama bilang, saya masuk SMK aja, biar kalo saya belum
mau lanjut kuliah, jadi bisa kerja dulu, begitu katanya. Hal ini tentunya
bertentangan dengan hati saya, tapi katanya apa yang di bilang ibu itu pastinya
akan benar walaupun itu bertentangan dengan hati kita sebagai yang menjalani.
Dan saya bukan tipe orang yang memaksakan kehendak diri saya sendiri. Saya
paling gak bisa nentang kalo itu maunya mama saya. Saya jalanin apapun itu
keadaan hati saya. Tapi ujung-ujungnya saya cuma bisa uring-uringan menyatakan
semua ketidaknyamanan saya.
Di SMK saya mendapat dua orang sahabat yang
sampai hari ini masih saya kenal dekat dan akan selalu saya kenal dekat. Mereka
adalah Anif dan Erny. Mereka sahabat dekat saya semenjak kelas tiga SMK,
padahal dari kelas satu kita selalu sekelas, tapi baru dapet chemistry di kelas tiga, mungkin bisa
dibilang begitu. Mereka gak pernah nyangka bisa jadi sahabat seperti sekarang
ini sama saya, padahal kata mereka saya itu jutek banget waktu ditemuin pertama
kali di kelas. Eh, ternyata setelah mereka dekat dengan saya, katanya sih saya
anehnya bukan main. Hal-hal sepele suka dibuat bercandaan sama saya. Dari
ngegodain orang pacaran yang boncengannya mepet banget sampe ambil foto gaya
laki-laki lagi pipis di pojokan tembok.
Emang saya gak pernah nganggep serius
segala sesutu yang kejadian sama diri saya. Saya suka menggampangkan sesuatu.
Gak pernah mencoba berpikir dewasa dan kadang suka sombong. Sampai akhirnya
saya mengalami suatu kondisi dimana saya merasa sedang di uji. Setelah lulus dari
SMK saya sangat menginginkan untuk melanjutkan kuliah. Tapi, namanya juga SMK
yang dateng ke sekolah malah perusahaan yang mau cari karyawan, sedangkan saya
berharapnya orang-orang dari perguruan tinggi yang promo untuk nyari mahasiswa.
Tapi hanya sedikit perguruan tinggi yang hadir. Setiap saya diminta untuk
mengikuti tes dari perusahaan pasti saya asal-asalan, karena saya takut
diterima, karena saat itu bukan bekerja yang saya inginkan.
Saya berkeinginan masuk salah satu sekolah
kedinasan di bilangan bintaro. Saya sampai mengikuti bimbel khusus agar bisa diterima disekolah tersebut.
Saya juga mengikuti ujian SNMPTN untuk tes masuk perguruan tinggi negeri. Dan
hasilnya adalah di sekolah kedinasan tidak diterima dan saya malah diterima di
UNJ jurusan pendidikan Bahasa Perancis, padahal pilihan itu adalah pilihan asal
saya aja. Dan sampai sekarang saya gak tau maksud saya memilih jurusan itu.
Tapi saya tidak ambil kesempatan ini, karena saya gak mau lagi salah langkah
seperti ketidak inginan saya masuk SMK.
Saya
pun akhirnya menganggur sekitar sebulan. Sampai suatu hari saya dapat telepon
dari pihak sekolah untuk melamar di suatu kantor di daerah Taman Palem. Tanpa
pikir panjang lagi, saya langsung mengiyakan dan mempersiapkan segala
perlengkapan. Kemarin di telepon pihak sekolah, hari ini saya melamar pekerjaan
dan hari ini pula pengumumannya kalau saya diterima, keesokan harinya saya
mulai bekerja.
Kontrak selama enam bulan untuk pekerjaan
sebagai salah satu staff di divisi accounting
telah mengajarkan saya berbagai macam hal dan memperlihatkan kepada saya
berbagai macam situasi. Dan bukti kalau dunia kerja itu kejam pun saya rasakan.
Setelah kontrak selesai, saya tidak berkeinginan untuk memperpanjang kontrak,
bukan karena saya tidak berani menghadapi kejamnya dunia kerja. Tapi, saya
masih ingin melanjutkan cita-cita saya untuk kuliah. Setelah selesainya kontrak
kerja, saya mengambil bimbingan belajar untuk persiapan tes masuk perguruan
tinggi.
Sekitar tiga bulan intensif mengikuti bimbingan
belajar, akhirnya tibalah saatnya mengikuti ujian. Saya mengikuti semua ujian
yang ada, dari SNMPTN, UMB, Penmaba semua saya ikuti. Sampai saya merasa muak
dengan soal-soal ujian yang selalu saya pelajari dan saya temui saat ujian.
Tapi hasil akhirnya, tak satupun tes itu berhasil saya lewati. Semua tes
memberikan jawaban kalau saya belum diterima. Titik lelah, kecewa, merasa tidak
berguna semuanya terasa. Karena hal ini berat badan saya samapai turun sekitar
6 hingga 7 kg.
Hal ini tidak pernah saya bayangkan akan
terjadi kepada saya sebelumnya, saya yang terbiasa diberikan kemudahan oleh
Alloh dalam mendapatkan sekolah ataupun tempat kerja, tapi kali ini tidak mudah
rasanya mencari tempat untuk kuliah. Saya merasa tak berguna karena sudah
terlalu banyak menghabiskan uang orang tua saya untuk biaya bimbingan belajar
dan juga daftar tes, tapi hasilnya nihil. Saya kecewa dengan diri saya sendiri
kenapa saya tidak bisa memanfaatkan semaksimal mungkin semua yang bisa saya
lakukan. Karena kejadian ini, saya sampai beradu argumen dengan mama saya, yang
tidak pernah kita lakukan sebelumnya. Namun dari kejadian ini saya belajar,
kejadian ini yang membuat saya lebih memahami apa itu hidup sebenarnya. Kalau
semua yang kita mau belum tentu bisa kita dapatkan. Kalau hidup itu tak
selamanya diisi keberhasilan, ada sisi lain yang pasti kita lewati, yaitu
kegagalan. Lebih bersyukur dengan semua situasi yang ada. Dan dari kejadian ini
pula saya memahami siapa dan bagaimana sebenarnya andil orang-orang terdekat
saya dalam hidup. Dari kejadian ini, saya lebih bisa menahan diri dalam segala
sesuatunya. Lebih mengukur kemampuan diri saya setiap ingin melakukan sesuatu.
Saya bersyukur pernah gagal. Dengan gagal
saya menjadi bisa menghargai setiap detik perjuangan yang saya lewati ketika
ingin mendapatkan sesuatu. Karena biasanya, saya cuma senang dan menganggap
kalau prestasi dan keberhasilan yang saya dapat memang yang seharusnya saya
dapatkan. Tapi tidak setelah kejadian itu. Keberhasilan adalah hasil yang
didapat setelah kita berkorban segalanya, dan ingat keberhasilan selalu
bersahabat karib dengan kegagalan.
Beberapa waktu lalu saya minta penilaian
dari saudara dekat saya, katanya saya itu seseorang yang bisa dijadikan panutan
bagi mereka yang masih bingung mau ngapain, harus apa dan bagaimana. Agak berat
sih bahasanya, tapi begitu katanya. Saya bisa berubah menjadi seseorang yang
sangat-sangat dewasa disaat genting dan berubah jadi orang bodoh disaat
perutnya kenyang. Hidup saya penuh prinsip, katanya. Tapi saya kurang setuju
dengan ini. Saya gak yakin kalo saya itu orang yang berprinsip, saya aja masih
suka slebor, dan suka seenaknya sendiri ngejalanin hidup.
Saya orang yang gak bisa seneng sendirian.
Kalo saya seneng, orang-orang terdekat saya juga harus seneng. Kalo temen saya
seneng, saya juga ikut seneng. Tapi kalo saya sedih, cukup saya aja yang
rasain, orang-orang terdekat saya cukup tau aja soal itu.
Saya orang yang paling gak bisa diem,
apapun yang terjadi sama saya pasti saya ceritain, terutama ke mama saya. Mama
tau semua cowok yang pernah saya suka. Mama tau saya ngapain aja seharian,
ketemu apa aja di luar sana, karena setiap hari pasti saya cerita. Dari saya kesel sampe yang bikin
saya ngakak. Tapi kalo saya kecewa akan sesuatu, saya masih belom berani cerita
ke mama. Ke temen juga saya gampang banget cerita. Lebih sering sih sekarang
cerita ke Ima, atau enggak Elis. Tapi kadang suka ditahan juga, soalnya mereka
pasti juga punya masalah sendiri yang harus dipikirin, masa suruh dengerin
cerita saya terus.
Saya tipe orang yang gak bisa terima kalo
dibentak, walaupun itu sama mama saya sendiri. Pasti suka langsung kesel
sendiri, dan pasti langsung diem aja. Kan gak boleh bales bentak ibu sendiri
yaa, tapi kalo udah khilaf, suka lupa kadang-kadang.
Saya super malas dan pecinta tidur, mandi
itu kalo libur kuliah, cukup sayu kali sehari. Wajib tidur siang kalo lagi
libur. Perjalanan pulang kuliah, kalo dapet duduk di kereta atau di busway
harus tidur. Berdiripun suka ketiduran kadang-kadang. Saya suka makan es krim
dan coklat, apalagi kalo lagi kesel. Mmhh dua jenis makanan manis ini gak tau kenapa
rasanya jadi luar biasa.
Saya suka buat temen saya ketawa dengan
hal-hal aneh. Sampai-sampai saya lupa nyenengin diri saya sendiri, kata salah
satu temen saya. Saya paling gak bisa kalo jadi orang yang sendirian tau
sesuatu, yang saya mau, kalo saya tahu temen saya juga harus tahu, terutama
temen terdekat saya (dalam hal pelajaran).
Saya paling susah kalo senyum, apalagi
senyum sama orang yang baru saya kenal. Gak tau kenapa begitu. Maunya juga
senyum, tapi udah bawaan lahir mau diapain lagi, yaaa kaan? Kata orang sih kalo
saya senyum keliatan manis. Tapi sayang, susah banget senyumnya.
Mungkin hanya segini tentang diri saya,
takut jadi makin membanggakan diri sendiri kalo diterusin. Terimakasih sudah
mau membaca.
Starburst Casino Review, Bonus, Banking and Games
BalasHapusStarburst Casino gives you all the options งานออนไลน์ to play online casino 제왕카지노 games without depositing or withdrawing. No, Starburst online casino 샌즈카지노 has a lot of