NAMA : EMI DIAWATI
KELAS : 3EB01
NPM : 28211148
Pernalaran
adalah menghubung-hubungkan data atau fakta menjadi suatu simpulan. Lebih
lengkapnya pernalaran dapat
diartikan sebagai proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan
empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan
pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis,
berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang
menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses
inilah yang disebut menalar.
Dalam
pernalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens)
dan hasil simpulannya disebut dengan konklusi (consequence). Hubungan
antara premis dan konklusi disebut konsekuensi.
Berdasarkan
cara penarikan simpulan, pernalaran dibedakan menjadi dua, yaitu pernalaran
deduktif dan pernalaran induktif. Namun dalam kesempatan ini, saya akan
membahas lebih dalam mengenai pernalaran induktif saja.
Pernalaran
induktif adalah proses pernalaran yang berpangkal dari peristiwa yang bersifat
khusus yang dihasilkan berdasarkan hasil pengamatan empirik untuk menghasilkan
suatu simpulan atau pengetahuan yang bersifat umum.
a. Generalisasi
Generalisasi
adalah proses penalaran yang bertolak dari fenomena individual menuju
kesimpulan umum. Generalisasi mencakup ciri-ciri esensial atau yang menonjol,
bukan rincian. Di dalam pengembangan karangan, generalisasi perlu ditunjang
atau dibuktikan dengan fakta-fakta, contoh-contoh, data statistik, dan
sebagainya yang merupakan spesifikasi atau ciri khusus sebagai penjelasan lebih
lanjut.
Contoh :
Air
akan mendidih jika dipanaskan.
Santan
akan mendidih jika dipanaskan.
Semua
zat cair akan mendidih jika dipanaskan.
Macam-macam
generalisasi, yaitu :
1. Generalisasi sempurna
Adalah
generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki.
Contoh : Sensus
penduduk
2.
Generalisasi
tidak sempurna
Adalah
generalisasi dimana kesimpulan diambil dari sebagian fenomena yang diselidiki
diterapkan juga untuk semua fenomena yang belum diselidiki.
Contoh : Hampir semua
anak kecil menyukai permen.
b. Hubungan Kausal
Hubungan
sebab akibat / hubungan kausal ialah hubungan keterkaitan atau ketergantungan
dari dua realitas, konsep, gagaasan, ide, atau permasalahan. Suatu kegiatan
tidak dapat mengalami suatu akibat tanpa disertai sebab, atau sebaliknya suatu
kegiatan tidak dapat menunjukkan suatu sebab bila belum mengalami akibat.
Dalam kaitannya
dengan hubungan kausal ini, tiga hubungan antar masalah yaitu sebagai berikut:
1) Sebab akibat
Sebab akibat ini
berpola A menyebabkan B. Disamping ini pola seperti ini juga dapat menyebabkan
B, C, D dan seterusnya. Jadi, efek dari suatu peristiwa yang dianggap penyebab
kadang-kadang lebih dari satu. Dalam kaitannya dengan hubungan kausal ini,
diperlukan kemampuan penalaran seseorang untuk mendapatkan simpulan penalaran.
Hal ini akan terlihat pada suatu penyebab yang tidak jelas terhadap suatu
akibat yang nyata.
2) Akibat sebab
Akibat sebab ini
dapat kita lihat pada peristiwa seseorang yang pergi ke dokter. Kedokter
merupakan akibat dan sakit merupakan sebab. Jadi hampir mirip dengan entimen.
Akan tetapi dalam penalaran jenis akibat sebab ini, peristiwa sebab merupakan
simpulan.
3) Akibat-akibat
Akibat-akibat adalah
suatu penalaran yang menyiratkan penyebabnya. Peristiwa “akibat” langsung
disimpulkan pada suatu akibat yang lain.
Contoh:
· Para
atlet memiliki latihan fisik yang keras guna membentuk otot-otot yang kuat dan
lentur. Demikian juga dengan tentara, mereka memerlukan fisik yang kuat untuk
melindungi masyarakat. Keduanya juga membutuhkan mental yang teguh untuk
bertanding ataupun melawan musuh-musuh di lapangan. Oleh karena itu, untuk
menjadi atlet dan tentara harus memiliki fisik dan mental yang kuat.
· Ketika
pulang dari pasar, Ibu Sonya melihat tanah di halamannya becek, ibu langsung
menyimpulkan bahwa kain jemuran di belakang rumahnya pasti basah. Dalam kasus
itu penyebabnya tidak ditampilkan yaitu hari hujan.
c.
Analogi
Analogi dalam ilmu
bahasa adalah persamaan antar bentuk yang menjadi dasar terjadinya
bentuk-bentuk yang lain. Analogi merupakan salah satu proses morfologi dimana
dalam analogi, pembentukan kata baru dari kata yang telah ada. Contohnya pada
kata dewa-dewi, putra-putri, pemuda-pemudi, dan karyawan-karyawati.
Contoh analogi :
Untuk
menjadi seorang pemain bola yang professional atau berprestasi dibutuhkan latihan
yang rajin dan ulet. Begitu pula dengan seorang doktor untuk dapat menjadi
doktor yang professional dibutuhkan pembelajaran atau penelitian yang rajin dan
ulet. Oleh karena itu untuk menjadi seorang pemain bola maupun seorang doktor
diperlukan latihan atau pembelajaran.
Jenis-jenis Analogi:
1. Analogi induktif :
Analogi induktif,
yaitu analogi yang disusun berdasarkan persamaan yang ada pada dua fenomena,
kemudian ditarik kesimpulan bahwa apa yang ada pada fenomena pertama terjadi
juga pada fenomena kedua. Analogi induktif merupakan
suatu metode yang sangat bermanfaat untuk membuat suatu kesimpulan yang dapat
diterima berdasarkan pada persamaan yang terbukti terdapat pada dua barang
khusus yang diperbandingkan.
Contoh analogi induktif :
Tim Uber Indonesia
mampu masuk babak final karena berlatih setiap hari. Maka tim Thomas Indonesia
akan masuk babak final jika berlatih setiap hari.
2. Analogi deklaratif :
Analogi deklaratif
merupakan metode untuk menjelaskan atau menegaskan sesuatu yang belum dikenal
atau masih samar, dengan sesuatu yang sudah dikenal.
Cara ini sangat bermanfaat karena ide-ide baru menjadi dikenal atau dapat
diterima apabila dihubungkan dengan hal-hal yang sudah kita ketahui atau kita
percayai.
Contoh analogi deklaratif :
Deklaratif untuk
penyelenggaraan negara yang baik diperlukan sinergitas antara kepala negara
dengan warga negaranya. Sebagaimana manusia, untuk mewujudkan perbuatan yang
benar diperlukan sinergitas antara akal dan hati.
Referensi :
http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran
http://storiangga.blogspot.com/2012/12/pengertian-penalaran-induktif.html
http://hendra-eka.blogspot.com/2012/12/jelaskan-dengan-contoh-penalaran.html
http://storiangga.blogspot.com/2012/12/pengertian-penalaran-induktif.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar