Senin, 21 November 2011

Bab IV - Kewiraswastaan Dan Perusahaan Kecil


KEWIRASWASTAAN DAN PERUSAHAAN KECIL


KEWIRASWASTAAN, WIRASWASTA DAN WIRASWASTAWAN

Kewiraswastaan adalah kemampuan dan keinginan seseorang untuk menerima resiko dan peluang dalam menginvestasikan dan mempertaruhkan uang, waktu, dan usaha dalam menciptakan/mengoperasikan bisnis baru untuk berhasil.

Wiraswasta adalah bidang usaha yang atau perusahaan yang dibangun oleh seseorang dengan kepribadian tertentu sebagai alternative penyediaan lapangan kerja, minimal bagi si pemilik modal itu.

Sedangkan wiraswastawan adalah pribadi tertentu yang secara kualitatif lebih dari kebanyakan manusia pada umumnya, yaitu pribadi yang memiliki kemampuan untuk :
·       Berdiri di atas kekuatan sendiri
·       Mengambil keputusan untuk diri sendiri
·       Menetapkan tujuan atas dasar pertimbangannya sendiri
·       Menggerakkan perekonomian masyarakat untuk maju ke depan
·       Mengambil resiko
·       Memanfaatkan kesempatan usaha yang ada
·    Supel, fleksibel dalam bergaul, mampu dan mau menerima kritik membangun, dan melakukan komunikasi yang efektif dengan orang lain
·       Mengkoordinasi pengelolaan penanaman modal atau sarana produksi
·       Menggerakkan orang lain dengan berbagai keahlian untuk membantunya mencapai tujuan usaha
·       Memperkenalkan fungsi faktor produksi baru
·   Berespon secara kreatif dan inovatif, memiliki pandangan ke depan, cerdik, lihai, dapat menanggapi situasi yang berubah-ubah, serta tahan terhadap situasi yang tidak menentu
·    Menghasilkan sesuatu yang dapat dijual atau ditukarkan dalam rangka memperoleh pendapatan atau usahanya
·       Belajar dari pengalaman (mawas diri)
·       Memiliki semangat bersaing yang kuat
·       Berorientasi pada kerja keras, memiliki motivasi yang kuat untuk menyelesaikan tugas
·       Memiliki rasa percaya diri dan yakin terhadap kemampuan sendiri
·       Memiliki motivasi berprestasi dan kemampouan untuk menjadi pemimpin
·     Menguasai berbagai ilmu pengetahuan; keterampilan dalam menyusun, menjalankan dan mencapai tujuan organisasi usaha; menguasai manajemen umum; dan menguasai berbagai bidang pengetahuan lain yang menyangkut dunia usaha
·       Tingkat energinya tinggi
·       Tegas
·       Memperhatikan lingkungan sosial untuk mencapai taraf hidup yang lebih baik bagi semua orang

UNSUR-UNSUR PENTING WIRASWASTA

Dalam wiraswasta tercakup beberapa unsur penting yang satu sama lainnya saling terkait. Dalam kehidupan kesehariannya, wiraswastawan yang baik akan menggunakan pemikiran dan geraknya secara otomatis dengan menggabungkan unsur-unsur tersebut.
      a.       Unsur Pengetahuan
Mencirikan tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang. Pada umumnya unsur pengetahuan banyak ditentukan oleh tingkat pendidikan orang yang bersangkutan. Semakin tinggi dan semakin luas pendidikan seseorang, semakin tinggi dan semakin luas pula pengetahuannya. Kedalaman pemahaman akan diperoleh seseorang bilamana ia mendalami bidang yang digelutinya. Sedangkan orang yang lebih mementingkan pengetahuan luas pada umumnya akan menjadi generalis. Selain diperoleh dari pendidikan formal, pengetahuan juga dapat berkembang dari “belajar sendiri”. Dalam dunia usaha yang kompleks, diperlukan kemampuan yang komprehensif. Karena itu, wiraswastawan dituntut untuk mempunyai keluasan pengetahuan dan kemampuan penalaran yang tinggi.
     
      b.      Unsur Keterampilan
Pada umumnya diperoleh melalui latihan dan pengalaman kerja nyata. Wiraswastawan yang dilengkapi dengan keterampilan tinggi akan mempunyai peluang keberhasilan yang lebih tinggi. Keterampilan yang dimilikinya akan memudahkan dan memperlancar penyelesaian berbagai tugas yang harus dijalaninya.
   
      c.       Unsur Sikap Mental
Menggambarkan reaksi sikap dan mental seseorang ketika menghadapi suatu situasi. Untuk berwiraswasta secara umum dituntut adanya sikap mental yang fleksibel, sesuai dengan tuntutan dan perkembangan keadaan, dinamis, kreatif, dan penuh inisiatif. Pada situasi yang menguntungkan, wiraswastawan jempolan akan melaksanakan pekerjaannya tepat waktu sehingga kesempatan yang ada takkan hilang begitu saja. Sebaliknya, pada kondisi yang tidak menguntungkan,mereka mampu menunda dan menangguhkan pelaksanaan suatu pekerjaan dsn memikirkan alternatif kesempatan yang lain.

      d.      Unsur Kewaspadaan
Merupakan paduan unsur pengetahuan dan sikap mental dalm menghadapi keadaan yang akan datang. Kewaspadaan berkaitan dengan pemikiran atau rencana tindakan untuk menghadapi sesuatu yang mungkin terjadi atau diduga akan dialami. Sehubungan dengan itu, berwiraswasta juga berarti perlu mempertimbangkan sikap defensif atau ofensif. Bila sikap defensif yang dipilih, berarti wiraswastawan akan memikirkan stategi, taktik, dan rencana tindakan yang bersifat menghindari, mencegah, membelokkan, menutupi, ataupun memperkecil hal- hal yang dapat merugikan pihaknya. Bila sikap ofensif yang dipilih, wiraswastawan justru mencoba melihat keuntungan yang dapat diperolehnya dari sesuatu yang diduganya akan terjadi. Dengan demikian, segala upaya berupa pemikiran ataupun tindakan ditujukan untuk memanfaatkan setiap kejadian dan kesempatan yang ada secara tepat dan sebaik mungkin, guna menghasilkan suseatu yang berguna baginya. Jadi, wiraswastawan yang baik mampu mengambil kesempatan dalam kondisi yang menurut pandangan orang awam sulit dilakukan. Dalam kenyataannya, unsur kewaspadaan terkait erat dengan rencana tindakan wiraswastawan dalam mengantisipasi keadaan yang akan terjadi di masa mendatang.

PERUSAHAAN KECIL DALAM LINGKUNGAN PERUSAHAAN

Perusahaan kecil memegang peran penting dalam komunitas perusahaan swasta. Pengalaman di beberapa negara maju (Amerika, Inggris, Jepang, dan sebagainya) menunjukkan bahwa komunitas perusahaan kecil memberikan kontribusi yang perlu diperhitungkan di bidang produksi, pajak, penyedia lapangan kerja, dan lain sebagainnya. Seringkali dari perusahaan kecil muncul gagasan-gagasan baru yang merupakan terobosan penting dalam kondisi perekonomian yang tidak menguntungkan. Perusahaan yang sekarang ini telah besar, seperti General Elektrik, IBM, PT ASTRA International, dan lain-lain, yang pada mulanya adalah perusahaan kecil. Dengan kiat-kiat tertentu dari pelaku bisnis, perusahaan kecil dapat berkembang dengan pesat menjadi perusahaan raksasa.

PERKEMBANGAN FRANCHISING DI INDONESIA

1.    Kiat-Kiat Memilih Usaha Dengan Cara Waralaba
Sebagai seorang franchisee, anda tidak boleh mengandalkan info dari franchisor sepenuhnya. Hal ini bukan berarti anda tidak boleh mempercayai informasi dari mereka. Berikut ini kiat-kiat yang bisa anda jadikan pedoman awal dalam memilih sebuah usaha waralaba, antara lain :
a.       Jangan mudah percaya dengan brosur, lebih-lebih kepada calo franchise
Informasi sepihak dari franchisor biasanya bias dan cenderung subjektif. Jangan pertaruhkan uang, hidup, reputasi dan masa depan anda. Carilah konsultan yang atahu tentang usaha waralaba ayang bisa anda percaya dan anda andalkan.

b.      Jangan ingin cepat kaya.
Tidak ada sesuatu yang instan. Begitu juga jika anda memilih membeli sebuah usaha waralaba. Tidak ada jaminan bahwa usaha anda akan cepat sukses. Semua bisnis butuh kesabaran untuk sukses, tak terkecuali franchise. Reputasi sebuah usaha waralaba dengan pengendalian sistem yang bagus pada akhirnya kembali pada kemauan dan kemampuan anda dalam menjalankannya. Semuanya butuh waktu.

c.       Jangan memilih franchise hanya karena harganya murah.
Anda tahu, franchisor membutuhkan investasi besar untuk membangun bisnisnya? Oleh karena itu, mereka menuntut pengembalian investasi bisnisnya melalui fee dan royalty. Jadi, jangan pernah anda memilih sebuah usaha waralaba karena harganya yang murah.

d.      Tentukan tujuan anda memasuki bisnis franchise.
Tujuan adalah hal yang sangat penting dalam bisnis. Setiap orang mempunyai tujuan yang berbeda. Ada yang ingin mencoba bisnis baru. Ada yang ingin merintis usaha yang nantinya dapat membuat ia bisa berhenti dari pekerjaannya. Atau ada yang memang ingin menjadi seorang entrepreneur. Apapun tujuan anda, tentukanlah. Tapi yang terpenting adalah, jangan mempunyai tujuan semata-mata karena uang. Ini tidak seperti anda bekerja dan mendapatkan gaji tiap bulannya.

e.      Perhatikan tingkat risiko yang ada.
Membeli usaha waralaba tidak sama dengan membeli produk yang anda sukai. Membeli franchise adalah membeli bisnis, dan tentunya ada resikonya. Waralaba baru dengan wilayah baru tentu mengandung resiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan usaha waralaba yang telah mapan. Cari tahu berapa persen orang yang membeli usaha waralaba tersebut yang  gagal setiap tahunnya. Jika mencapai 20%, kemungkinan besar ada sesuatu yang salah.

f.        Hati-hati dengan faktor subyektivitas dan emosional.
Jangan memilih usaha waralaba hanya karena faktor emosional. Misalnya karena anda menyukai burger, anda lantas buru-buru membeli franchise-nya dengan mengabaikan kondisi industri jenis makanan ini.

g.       Hindari franchisor yang hanya memiliki satu produk.
Ketergantungan pada satu produk sangat riskan, mengingat tingginya persaingan bisnis.

h.      Hindari franchise yang membutuhkan banyak karyawan.
Bisnis yang membutuhkan banyak karyawan sangat berpontensi memakan biaya produksi dan biaya tetap yang semakin besar. Kemungkinan kesalahan manusianya (human error) pun lebih besar. Pilihlah sistem yang sudah menggunakan mesin atau terkomputerisasi.

i.         Hindari franchisor yang terjerat masalah hukum.
Selidiki terlebih dahulu reputasi franchisor. Masalah hukum apa saja yang pernah menimpanya dan adakah kasus hukum yang sekarang sedang ia hadapi.

j.        Selidiki berapa banyak franchisee yang gagal.
Semakin banyak franchisee yang gagal atau semakin banyak cabang usaha yang tutup menunjukkan usaha waralaba tersebut belum teruji.

k.       Pelajari dukungan promosi franchisor.
Sebagai franchisee, anda akan dikenakan royalti. Oleh karena itu anda berhak atas dukungan promosi, seperti nation advertising (paket promosi global di seluruh wilayah). Anda harus tanyakan kepada franchisor apakah mereka menyediakan anggaran untuk hal ini, karena pada dasarnya mereka harus menyediakan fasilitas tersebut.

l.         Kunjungi beberapa franchisor sebagai perbandingan.
Kunjungi beberapa franchisor untuk mendapatkan sejumlah dokumen, formulir lamaran, bertanya langsung kepada owner atau pimpinan sambil melihat-lihat fasilitas yang dimiliki oleh perusahaan. Jika anda sudah berkeluarga, usahakan untuk mengajak pasangan anda agar anda dapat mendiskusikan hasil kunjungan itu. Dan perlu anda ketahui, pada saat yang sama franchisor juga menilai kelayakan anda sebagai calon franchisee.

m.    Pelajari dokumen dan informasi yang sudah diperoleh.
Dokumen yang dapat anda minta saat kunjungan di antaranya adalah formulir penawaran (promosi dan tawaran franchisee), perjanjian franchisee (kontrak yang berisi rincian ketentuan kerjasama) dan formulir lamaran (berisi data pribadi, pendidikan, pengalaman sebelumnya, kesehatan, dll). Dokumen tersebut harus dianalisis secara serius agar anda mendapatkan gambaran dan proyeksi yang benar.

n.      Mengunjungi atau bertukar pikiran dengan franchisee lain.
Pendapat dan pengalaman franchisee lain tentang franchisor yang menjadi target anda sangatlah berharga. Cari mereka dan ajaklah untuk sharing.

o.      Pelajari laporan keuangan franchisor.
Franchisor yang baik dan profesional biasanya terbuka dengan laporan keuangannya. Di negara-negara maju, hal ini sudah menjadi tuntutan sesuai dengan peraturan pemerintah atau undang-undang yang berlaku. Keterbukaan informasi keuangan akan sangat membantu calon franchisee untuk menilai kesehatan perusahaan dan seberapa besar resikonya. Sebaliknya, franchisor yang tertutup menunjukan bahwa ada sesuatu yang tidak beres dengan kondisi usahanya, anda patut curiga.

p.      Bandingkan tingkat penghasilan yang akan anda peroleh dengan penghasilan deposito.
Franchise bukanlah investasi yang bebas risiko. Kemungkinan gagalnya tetap ada, meskipun tidak sebesar bisnis baru. Oleh karenanya, penghasilan yang diperoleh setidak-tidaknya harus mencapai dua kali penghasilan bebas resiko. Jadi jika penghasilan deposito sekitar 10%, itu berarti return on investment yang dapat anda harapkan minimal sebesar 20%.

q.      Pertimbangkan besarnya franchisee fee dan royalty.
Besarnya franchisee fee cukup beragam bergantung dai investasi awal yang diperlukan, sistem, teknologi yang dikembangkan, ataupun jenis bisnisnya (jasa atau manufaktur). Biasanya semakin tinggi nilai investasi sebuah gerai franchise, semakin rendah franchisee fee-nya. Hal ini dimaksudkan agar franchisor tidak membebani investor yang ingin membeli franchise.
Franchisee fee juga tergantung pada jenis bisnisnya. Franchise di bidang jasa seperti salon, agen properti, dan lain-lain, biasanya lebih besar, yakni sekitar setengah persen atau lebih dari nilai investasinya. Bidang jasa bukanlah bisnis padat modal yang membutuhkan pabrik, tanah, atau gedung, sehingga franchise fee-nya lebih tinggi.

r.        Segera action!
Untuk tips yang terakhir ini sangat klise, tetapi banyak yang tidak melakukannya. Penyebab utamanya adalah takut untuk mencoba, malas, menganggap sepele atau sering menunda-nunda.

Padahal tips yang satu ini merupakan tips yang terpenting dari tips memilih franchise yang lainnya. Karena tanpa anda bertindak, semua tips yang telah anda dapatkan menjadi sia-sia.
Ingat, jangan memilih franchise seperti membeli kucing dalam karung. Selidiki dulu, baru anda putuskan.

2.    Jenis-Jenis Usaha Yang Potensial Diwaralabakan
Bidang usaha atau jenis usaha yang dapt diwaralabakan akan mencakup bidang yang luas, baik barang maupun jasa. Bidang-bidang usaha atau jenis usaha yang potensial dikembangkan dengan sistem waralaba antara lain restoran, makanan siap saji, eceran, hotel, properti, percetakan dan fotocopy, pusat kebugaran, salon mobil dan perbengkelan, salon kecantikan dan lain-lain.
Franchise lokal yang berkembang di Indonesia misalnya :
a.       Fast food
Contohnya Ayam goreng Ny. Tanzil, California Fried Chicken, Beef Bowl,  Isabento.
b.      Restaurant/Cafe/Bar
Contohnya Ayam goreng Mbok Berek, Ayam goreng Ny. Suharti, Kurumaya, Es Teler 77, Delly Joy, King Fried Chicken & Steak, Laura Arfura, Mie Tek Tek
c.       Pizza/Es Krim/Donut/Cakes
Contohnya Holland Bakery, Croisant de France, Nila Chandra Cakes.

CIRI-CIRI PERUSAHAAN KECIL

Secara umum perusahaan kecil mengacu pada ciri-ciri berikut :
    a. Manajemen berdiri sendiri. Biasanya para manajer perusahaan adalah pemiliknya juga, dengan predikat yang disandang mereka memiliki kebebasan untuk bertindak dan mengambil keputusan. 
     b. Investasi modal terbatas. Pada umumnya modal perusahaan kecil disediakan oleh seorang pemilik atau sekelompok kecil pemilik, karena jumlah modal yang diperlukan relative kecil.
c. Daerah operasinya local. Dalam hal ini majikan dan karyawan tinggal dalam suatu lingkungan yang berdekatan dengan letak perusahaan
d. Ukuran secara keseluruhan relative kecil ( penyelenggara di bidang operasinya tidak dominant)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar