MANAJEMEN DAN ORGANISASI
MANAJEMEN
1.
Pengertian
Dan Peranan Manajemen
Istilah manajemen
berasal dari kata kerja to manage berarti control. Dalam bahasa
indonesia dapt diartikan: mengendalikan, menangani atau mengelola.
Sebagaik contoh dapat
dilihat dalam berbagai pengertisn dari penggunaan kalimat berikut ini :
a. Mengendalikan seekor kuda;
b. Mengendalikan sebuah perahu;
c. Menangani, mengelola suatu perusahaan atau rumah tangga.
Selanjutnya
kata benda “manajemen” atau management dapat mempunyai berbagai arti. Pertama
sebagai pengelolaan, pengendalian atau penanganan (managing). Kedua,
perlakuan secara terampil untuk menangani sesuatu berupa skillful treatment.
Ketiga, gabungan dari dua pengertian tersebut, yaitu yang berhubungan
dengan pengelolaan suatu perusahaan, rumah tangga atau suatu bentuk kerjasama
dalam mencapai suatu tujuan tertentu.
Tiga
pengertian itu mendukung kesepakatan anggapan bahwa manajemen dapat dipandang
sebagai ilmu dan seni. Manajemen sebagai ilmu artinya manajemen memenuhi
kriteria ilmu dan metode keilmuan yang menekankan kepada konsep-konsep, teori,
prinsip dan teknik pengelolaan. Manajemen sebagai seni artinya kemampuan
pengelolaan sesuatu itu merupakan seni menciptakan (kreatif). Hal ini merupakan
keteampilan dari seseorang. Dengan kata lain, penerapan ilmu majemen bersifat
seni. Oleh karena itu manajemen adalah sesuatu yang sangat penting karena ia
berkenaan dan berhubungan erat dengan perwujudan atau pencapaian tujuan.
Sedangkan manajer artinya orang yang mengelola dan menangani suatu perusahaan,
hotel, dsb. Jadi manajer (manager) bisa terdiri dari seseorang atau
berapa orang, misalnya berupa satu dewan.
Pengertian
manajemen didefinisikan dalam berbagai cara, tergantung dari titik pandang,
keyakinan serta pengertian dari pembuat definisi. Secara umum pengertian
manajemen adalah pengelolaan suatu pekerjaan untuk memperoleh hasil dalam
rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan dengan cara menggerakkan
orang-orang lain untuk bekerja. Pengelolaan pekerjaan itu terdiri dari bermacam
ragam, misalnya berupa pengelolaan industri, pemerintahan, pendidikan,
pelayanan sosial, olah raga, kesehatan, keilmuan, dll. Oleh karena itu,
manajemen ada dalam setiap aspek kehidupan manusia dimana terbentuk suatu
kerjasama (organisasi).
Untuk
mengelola suatu pekerjaan agar dapt mencapai hasil yang sesuai dengan tujuan
yang ditentukan, sangat memerlukan keahlian khusus, bukan saja keahlian teknis,
melainkan juga keahlian dalam memimpin orang-orang. Artinya, memotifasi orang
lain agar mau bekerja dengan giat dan kreatif. Oleh karena itu, seorang manajer
yang berhasil ialah yang mampu menggerakkan bawahannya agar berhasil. Dengan
kata lain, manajer yang berhasil adalah seseorang yang senantiasa mendorong dan
memberi kesempatan kepada bawahannya untuk maju, dalam arti mampu meningkatkan
dan mengembangkan keahlian serta pengabdian bawahannya.
Definisi lain mengenai pengertian manajemen adalah “to
get things done through the effort of other people”. Selain itu disebut pula,
“management is performance of conceiving and achieving desired result by means
of group efforts consisting utilizing human talent and resources”. Demikian
pula ada yang menyatakan, “management is the satisfying of economic and social
needs by being productive for the human being, for the economy and for
society”.
George R. Terry (1977) menyatakan, “manajemen adalah
suatu proses yang berbeda terdiri dari planning, organizing, actuating dan
controlling yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang ditentukan dengan
menggunakan manusia dan sumber daya lainnya”. Dengan kata lain, berbagai jenis
kegiatan yang berbeda itulah yang membentuk manajemen sebagai suatu prose yang
tidak dapat dipisah-pisahkan dan sangat erat hubungannya.
2.
Latar Belakang
Sejarah Manajemen
a.
Manajemen Di Jaman Purbakala
Praktik manajemen dapat ditelusiri kembali ke ribuan
tahun yang lalu. Bangsa mesir menggunakan fungsi-fungsi manajemen perencanaan,
pengorganisasian dan pengendalian ketika mereka membangun piramida. Alexander
Agung memperkerjakan suatu organisasi staff untuk mengkoordinasikan berbagai
aktivitas dalam kampanye militernya. Kekaisaran Romawi mengembangkan stuktur
organisasi yang rapi, yang sangat memperlancar komunikasi dan pengendalian.
Praktik dan konsep manajemen dibahas oleh Socrates pada 400 SM; Plato mendeskripsikan
spesialisasi pekerjaan pada 350 SM; dan Alfarabi menyebutkan beberapa ciri
kepemimpina pada tahun 900 M.
b.
Adam Smith
Mempublikasi “The Wealth of Nations” pada tahun 1776.
Pendukung konsep pembagian/spesialisasi kerja (division of labor: job specialization)
untuk meningkatkan produktivitas pekerja.
c.
Revolusi Industri
Mengganti tenaga manusia dengan tenaga mesin.
Menciptakan organisasi besar berdasarkan kebutuhan manajemen.
d.
Manajemen Ilmiah
Fredrick Winslow Taylor “Bapak” manajemen ilmiah
Publikasi: Principles of Scientific Management (1911)
Teori Manajemen Ilmiah
Menggunakan
metoda ilmiah untuk menentukan “satu cara terbaik” untuk suatu tugas:
·
Menempatkan orang yg tepat
pd pekerjaan tertentu dg perlengkapan dan alat yg tepat.
·
Memiliki metoda standar
untuk melakukan pekerjaan.
·
Menyediakan insentif
ekonomi kpd pekerja.
3.
Fungsi Dan Proses
Manajemen
Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan
selalu ada dan melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh
manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan. Fungsi manajemen
pertama kali diperkenalkan oleh seorang industrialis Perancis bernama Henry
Fayol pada awal abad ke-20. Ketika itu, ia menyebutkan lima fungsi manajemen,
yaitu merancang, mengorganisir, memerintah, mengordinasi, dan mengendalikan.
Namun saat ini, kelima fungsi tersebut telah diringkas menjadi tiga, yaitu:
a. Perencanaan (planning)
adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang dimiliki.
Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan secara keseluruhan dan
cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Manajer mengevaluasi berbagai rencana
alternatif sebelum mengambil tindakan dan kemudian melihat apakah rencana yang
dipilih cocok dan dapat digunakan untuk memenuhi tujuan perusahaan. Perencanaan
merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa
perencanaan, fungsi-fungsi lainnya tak dapat berjalan.
b. Pengorganisasian (organizing)
dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan
yang lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah manajer dalam melakukan
pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas
yang telah dibagi-bagi tersebut. Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara
menentukan tugas apa yang harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya,
bagaimana tugas-tugas tersebut dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas
tugas tersebut, pada tingkatan mana keputusan harus diambil.
c. Pengarahan (directing)
adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha
untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha.
4.
Ciri-Ciri Manajer
Profesional
Edgar H. Schein dan Borje O. Saxberg dalam Stoner
James A.F. dan Charles Wankel, 1988 merumuskan ciri-ciri orang profesional
sebagai berikut, yaitu :
a. Orang-orang profesional
mendasarkan keputusannya pada prinsip-prinsip umum, sehingga banyaknya kursus
dan program latihan manajemen menujukan bahwa prinsip-prinsip manajemen dapat
dipercaya dan digunakan sebagai patokan khusus.
b. Orang-orang profesional
mencapai status profesionalnya melalui prestasi, bukan melalui favoritisme atau
faktor yang tidak berhubungan dengan pekerjaan. Walaupun belum ada standar
objektif yang disepkati untuk menilai prestasi manajerial.
c. Orang-orang profesional
harus tunduk pada kode etik yang melindungi kliennya. Namun karena
keprofesionalannya pada bidang khusus, sering kali klien terlalu berharap
padanya dan sebagai akibatnya, manajer berada pada posisi yang rawan.
d.
Borje O. Saxberg
menyarankan karakteristik keempat dari profesionalisme, yaitu pengabdian
(dedication) dan keterikatan (commitment) sehingga dalam setiap bidang
orang-orang profesional menggabungkan hidup dan pekerjaannya melalui pengabdian
dan keterikatan pribadinya.
5.
Keterampilan
Manajemen Yang Dibutuhkan
Gambar ini menunjukan keterampilan yang dibutuhkan
manajer pada setiap tingkatannya.
Robert L. Katz pada tahun 1970-an mengemukakan bahwa
setiap manajer membutuhkan minimal tiga keterampilan dasar. Ketiga keterampilan
tersebut adalah:
a.
Keterampilan konseptual
(conceptional skill)
Manajer tingkat
atas (top manager) harus memiliki keterampilan untuk membuat konsep,
ide, dan gagasan demi kemajuan organisasi. Gagasan atau ide serta konsep
tersebut kemudian haruslah dijabarkan menjadi suatu rencana kegiatan untuk
mewujudkan gagasan atau konsepnya itu. Proses penjabaran ide menjadi suatu
rencana kerja yang kongkret itu biasanya disebut sebagai proses perencanaan
atau planning. Oleh karena itu, keterampilan konsepsional juga
meruipakan keterampilan untuk membuat rencana kerja.
b.
Keterampilan berhubungan
dengan orang lain (humanity skill)
Selain kemampuan
konsepsional, manajer juga perlu dilengkapi dengan keterampilan berkomunikasi
atau keterampilan berhubungan dengan orang lain, yang disebut juga keterampilan
kemanusiaan. Komunikasi yang persuasif harus selalu diciptakan oleh manajer
terhadap bawahan yang dipimpinnya. Dengan komunikasi yang persuasif,
bersahabat, dan kebapakan akan membuat karyawan merasa dihargai dan kemudian
mereka akan bersikap terbuka kepada atasan. Keterampilan berkomunikasi
diperlukan, baik pada tingkatan manajemen atas, menengah, maupun bawah.
c.
Keterampilan teknis (technical
skill)
Keterampilan ini
pada umumnya merupakan bekal bagi manajer pada tingkat yang lebih rendah.
Keterampilan teknis ini merupakan kemampuan untuk menjalankan suatu pekerjaan
tertentu, misalnya menggunakan program komputer, memperbaiki mesin, membuat
kursi, akuntansi dan lain-lain.
Selain tiga keterampilan dasar di atas, Ricky W.
Griffin menambahkan dua keterampilan dasar yang perlu dimiliki manajer, yaitu:
a. Keterampilan manajemen waktu
Merupakan keterampilan yang merujuk pada kemampuan
seorang manajer untuk menggunakan waktu yang dimilikinya secara bijaksana.
Griffin mengajukan contoh kasus Lew Frankfort dari Coach. Pada tahun 2004,
sebagai manajer, Frankfort digaji $2.000.000 per tahun. Jika diasumsikan bahwa
ia bekerja selama 50 jam per minggu dengan waktu cuti 2 minggu, maka gaji
Frankfort setiap jamnya adalah $800 per jam—sekitar $13 per menit. Dari sana
dapat kita lihat bahwa setiap menit yang terbuang akan sangat merugikan
perusahaan. Kebanyakan manajer, tentu saja, memiliki gaji yang jauh lebih kecil
dari Frankfort. Namun demikian, waktu yang mereka miliki tetap merupakan aset
berharga, dan menyianyiakannya berarti membuang-buang uang dan mengurangi
produktivitas perusahaan.
b. Keterampilan membuat keputusan
Merupakan
kemampuan untuk mendefinisikan masalah dan menentukan cara terbaik dalam memecahkannya. Kemampuan membuat keputusan adalah yang paling utama bagi
seorang manajer, terutama bagi kelompok manajer atas (top manager).
Griffin mengajukan tiga langkah dalam pembuatan keputusan. Pertama, seorang
manajer harus mendefinisikan masalah dan mencari berbagai alternatif yang dapat
diambil untuk menyelesaikannya. Kedua, manajer harus mengevaluasi setiap
alternatif yang ada dan memilih sebuah alternatif yang dianggap paling baik.
Dan terakhir, manajer harus mengimplementasikan alternatif yang telah ia pilih
serta mengawasi dan mengevaluasinya agar tetap berada di jalur yang benar.
ORGANISASI
1.
Definisi Organisasi
Terdapat beberapa teori dan perspektif mengenai
organisasi, ada yang cocok sama satu sama lain, dan ada pula yang berbeda.
Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang
berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana,
terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya (uang,
material, mesin, metode, lingkungan), sarana-parasarana, data, dan lain
sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan
organisasi.
Menurut para ahli terdapat beberapa pengertian
organisasi sebagai berikut.
· Stoner mengatakan bahwa organisasi adalah suatu pola
hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan atasan
mengejar tujuan bersama .
· James D. Mooney mengemukakan bahwa organisasi adalah bentuk
setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama .
· Chester I. Bernard berpendapat bahwa organisasi adalah merupakan
suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
· Stephen P. Robbins menyatakan bahwa Organisasi adalah kesatuan (entity)
sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif
dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk
mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.
Sebuah organisasi dapat terbentuk karena dipengaruhi
oleh beberapa aspek seperti penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama
dengan perwujudan eksistensi sekelompok orang tersebut terhadap masyarakat.
Organisasi yang dianggap baik adalah organisasi yang dapat diakui keberadaannya
oleh masyarakat disekitarnya, karena memberikan kontribusi seperti; pengambilan
sumber daya manusia dalam masyarakat sebagai anggota-anggotanya sehingga
menekan angka pengangguran
Orang-orang yang ada di dalam suatu organisasi
mempunyai suatu keterkaitan yang terus menerus. Rasa keterkaitan ini, bukan
berarti keanggotaan seumur hidup. Akan tetapi sebaliknya, organisasi menghadapi
perubahan yang konstan di dalam keanggotaan mereka, meskipun pada saat mereka
menjadi anggota, orang-orang dalam organisasi berpartisipasi secara relatif
teratur.
2.
Pentingnya Menganai Organisasi
a. Terciptanya hubungan yang baik antaranggota organiosasi.
b. Setiap anggota mengetahui tugas dan tanggung
jawabnya dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
c. Spesialisasi
dalam melaksanakan tugas.
3.
Bentuk-Bentuk
Organisasi
a.
Organisasi Garis
Organisasi garis diciptakan
oleh Henry Fayol. Organisasi ini hanya mengenal satu komando. Satu wewenang
yang turun langsung dari pempin kebawahan, mulai dari manajer puncak
langsung ke mandor,
bawahan bertanggung jawab langsung pada atasan.
b.
Organisasi Garis dan Staf
Organisasi Garis dan
Staf diciptakan oleh Harrington Emerson. Merupakan bentuk organisasi yang
mengambil kelebihan-kelebihan dari organisasi garis seperti adanya pengawasan
secara langsung, serta mengambil kelebihan-kelebihan dari organisasi staf
seperti adanya
spesialisasi kerja.
c.
Organisasi Fungsional
Organisasi Fungsional
diciptakan oleh F.W. Taylor. Bentuk organisasi ini merupakan gabungan dari
bentuk organisasi fungsional dan organisasi garis dan staf.
4.
Prinsip-Prinsip Organisasi
Prinsip-prinsip organisasi banyak dikemukan oleh para
ahli, salah satunya A.M. Williams yang mengemukakan pendapatnya cukup lengkap
dalam bukunya “Organization of Canadian Government Administration”
(1965), bahwa prinsip-prinsip organisasi meliputi:
a. Organisasi Harus Mempunyai Tujuan yang Jelas.
Organisasi dibentuk atas dasar adanya tujuan yang
ingin dicapai, dengan demikian tidak mungkin suatu organisasi tanpa adanya
tujuan. Misalnya, organisasi pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan
puskesmas sebagai suatu organisasi, mempunyai tujuan yang ingin dicapai
antara lain, memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan lain lain.
b. Prinsip Skala Hirarkhi.
Dalam suatu organisasi harus ada garis kewenangan yang
jelas dari pimpinan, pembantu pimpinan sampai pelaksana, sehingga dapat
mempertegas dalam pendelegasian wewenang dan pertanggungjawaban, dan akan
menunjang efektivitas jalannya organisasi secara keseluruhan.
c. Prinsip Kesatuan Perintah.
Dalam hal ini, seseorang hanya menerima perintah atau
bertanggung jawab kepada seorang atasan saja.
d.
Prinsip Pendelegasian Wewenang.
Seorang pemimpin mempunyai kemampuan terbatas dalam
menjalankan pekerjaannya, sehingga perlu dilakukan pendelegasian wewenang
kepada bawahannya. Pejabat yang diberi wewenang harus dapat menjamin
tercapainya hasil yang diharapkan. Dalam pendelegasian, wewenang yang
dilimpahkan meliputi kewenangan dalam pengambilan keputusan, melakukan hubungan
dengan orang lain, dan mengadakan tindakan tanpa minta persetujuan lebih
dahulu kepada atasannya lagi.
e.
Prinsip Pertanggungjawaban.
Dalam menjalankan tugasnya setiap pegawai harus
bertanggung jawab sepenuhnya kepada atasan.
f.
Prinsip Pembagian
Pekerjaan.
Suatu organisasi, untuk mencapai tujuannya,
melakukan berbagai aktivitas atau kegiatan. Agar kegiatan tersebut dapat
berjalan optimal maka dilakukan pembagian tugas/pekerjaan yang didasarkan
kepada kemampuan dan keahlian dari masing-masing pegawai. Adanya kejelasan
dalam pembagian tugas, akan memperjelas dalam pendelegasian wewenang,
pertanggungjawaban, serta menunjang efektivitas jalannya organisasi.
g.
Prinsip Rentang Pengendalian.
Artinya bahwa jumlah bawahan atau staf yang harus
dikendalikan oleh seorang atasan perlu dibatasi secara rasional. Rentang
kendali ini sesuai dengan bentuk dan tipe organisasi, semakin besar suatu
organisasi dengan jumlah pegawai yang cukup banyak, semakin kompleks rentang
pengendaliannya.
h.
Prinsip Fungsional.
Bahwa seorang pegawai dalam suatu organisasi secara
fungsional harus jelas tugas dan wewenangnya, kegiatannya, hubungan kerja,
serta tanggung jawab dari pekerjaannya.
i.
Prinsip Pemisahan.
Bahwa beban tugas pekerjaan seseorang tidak dapat
dibebankan tanggung jawabnya kepada orang lain.
j.
Prinsip Keseimbangan.
Keseimbangan antara struktur organisasi yang efektif
dengan tujuan organisasi. Dalam hal ini, penyusunan struktur organisasi harus
sesuai dengan tujuan dari organisasi tersebut. Tujuan organisasi tersebut akan
diwujudkan melalui aktivitas/ kegiatan yang akan dilakukan. Organisasi
yang aktivitasnya sederhana (tidak kompleks) contoh ‘koperasi di suatu desa
terpencil’, struktur organisasinya akan berbeda dengan organisasi koperasi yang
ada di kota besar seperti di Jakarta, Bandung, atau Surabaya.
k.
Prinsip Fleksibilitas
Organisasi harus senantiasa melakukan pertumbuhan dan
perkembangan sesuai dengan dinamika organisasi sendiri (internal factor)
dan juga karena adanya pengaruh di luar organisasi (external factor),
sehingga organisasi mampu menjalankan fungsi dalam mencapai tujuannya.
l.
Prinsip Kepemimpinan
Dalam organisasi apapun bentuknya diperlukan adanya
kepemimpinan, atau dengan kata lain organisasi mampu menjalankan aktivitasnya
karena adanya proses kepemimpinan yang digerakan oleh pemimpin organisasi
tersebut.
5.
Sebab Keberhasilan dan
Kegagalan Organisasi
Keberhasilan atau kegagalan organisasi pasti
berhubungan dengan peran para anggotanya. Suatu keberhasilan dapat dicapai bila
ada kerjasama yg baik antar para anggotanya. Sedangkan kegagalan dapat
disebabkan karna adanya faktor internal di pengorganisasian tersebyut yang
bersifat negatif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar