Kamis, 03 Januari 2013

Koperasi Angkutan



Sore ini di perjalanan pulang kuliah. Biasanya sih karena capek suka ketiduran di bis, tapi gak tau kenapa hari ini sang kantuk gak hadir menghampiri. Alhasil mata jelalatan kemana-mana. Liat kesibukan Jakarta saat jam-jam pulang kantor itu emang agak bikin bete, karena cuma pemandangan macet aja yang ada.
Setelah perjalanan selama 15 menit dari stasiun, tepatnya di daerah Grogol. Mata ini tertuju pada salah satu angkutan kota yang warnanya persis gincu, ‘Merah’. Bukan karena warnanya yang seperti gincu atau kejadian yang terjadi yang berhubungan dengan salah satu angkutan kota ini yang membuat mata ini tertuju padanya, tapi pada tulisan kuning yang tertera pada badan si angkutan kota tersebut. “Koperasi Wahana Kalpika” atau yang lebih sering kita dengar dengan sebutan KWK. Pasti kalian semua tau dengan angkutan kota yang satu ini. Atau bahkan angkutan ini yang mengantar anda ke tempat tujuan sehari-hari, baik kantor, kampus sekolah dan tempat tujuan lainnya.

Membicarakan angkutan kota yang satu ini pasti kalian tidak asing dengan kalimat “patenam patenam” yang sering diteriaki oleh supir saat mencari penumpang. Maksudnya adalah tempat duduk sisi kiri yang harus di isi 4 orang dan sisi kanan 6 orang.
Koperasi ini merupakan hasil dari solidaritas antar anggota koperasi yang memiliki keingina yang sama. Atas dasar kesamaan keinginan antara supir, kernet dan administrator yang memiliki keinginan yang sama untuk memperoleh kesejahteraan. Namun keberlangsungan koperasi angkutan ini tidak berjalan sebagaimana mestinya. Sehingga, sekarang ini, para supir ditargetkan untuk menyetorkan sejumlah uang dalam jumlah yang besar. Akibatnya para supir menjadi ugal-ugalan. Ada pula supir yang seenaknya ngetem di sembarang tempat untuk mencari penumpang. Salah satu penyebab kemacetan kota Jakarta diantara banyaknya penyebab lain.
Koperasi angkutan lainnya adalah Koperasi Angkutan Jakarta atau yang sering kita kenal dengan sebutan Kopaja. Berbeda dengan KWK, Kopaja merupakan bis yang dapat mengangkut penumpang lebih banyak dibandingnkan KWK yang hanya memuat 14 orang saja. Sama halnya seperti supir KWK, supir  Kopaja pun sering kali ugal-ugalan sehingga membuat penumpangnya tidak merasa nyaman. Dan kabarnya Kopaja merupakan penyumbang polutan terbesar yang di karenan kerja mesin yang kurang baik sehingga menghasilkan gas buang yang berbahaya.. heeemm apa kabarnya udara Jakarta klo hal ini dibiarkan yaa ?. Dan sampai kapan macet bertahan di Jakarta ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar