Sore
ini di perjalanan pulang kuliah. Biasanya sih karena capek suka ketiduran di
bis, tapi gak tau kenapa hari ini sang kantuk gak hadir menghampiri. Alhasil mata
jelalatan kemana-mana. Liat kesibukan Jakarta saat jam-jam pulang kantor itu
emang agak bikin bete, karena cuma pemandangan macet aja yang ada.
Setelah
perjalanan selama 15 menit dari stasiun, tepatnya di daerah Grogol. Mata ini
tertuju pada salah satu angkutan kota yang warnanya persis gincu, ‘Merah’. Bukan
karena warnanya yang seperti gincu atau kejadian yang terjadi yang berhubungan
dengan salah satu angkutan kota ini yang membuat mata ini tertuju padanya, tapi
pada tulisan kuning yang tertera pada badan si angkutan kota tersebut. “Koperasi
Wahana Kalpika” atau yang lebih sering kita dengar dengan sebutan KWK. Pasti kalian
semua tau dengan angkutan kota yang satu ini. Atau bahkan angkutan ini yang
mengantar anda ke tempat tujuan sehari-hari, baik kantor, kampus sekolah dan
tempat tujuan lainnya.
Membicarakan
angkutan kota yang satu ini pasti kalian tidak asing dengan kalimat “patenam patenam”
yang sering diteriaki oleh supir saat mencari penumpang. Maksudnya adalah
tempat duduk sisi kiri yang harus di isi 4 orang dan sisi kanan 6 orang.
Koperasi
ini merupakan hasil dari solidaritas antar anggota koperasi yang memiliki
keingina yang sama. Atas dasar kesamaan keinginan antara supir, kernet dan
administrator yang memiliki keinginan yang sama untuk memperoleh kesejahteraan.
Namun keberlangsungan koperasi angkutan ini tidak berjalan sebagaimana
mestinya. Sehingga, sekarang ini, para supir ditargetkan untuk menyetorkan
sejumlah uang dalam jumlah yang besar. Akibatnya para supir menjadi ugal-ugalan.
Ada pula supir yang seenaknya ngetem di sembarang tempat untuk mencari
penumpang. Salah satu penyebab kemacetan kota Jakarta diantara banyaknya
penyebab lain.
Koperasi
angkutan lainnya adalah Koperasi Angkutan Jakarta atau yang sering kita kenal
dengan sebutan Kopaja. Berbeda dengan KWK, Kopaja merupakan bis yang dapat
mengangkut penumpang lebih banyak dibandingnkan KWK yang hanya memuat 14 orang
saja. Sama halnya seperti supir KWK, supir
Kopaja pun sering kali ugal-ugalan sehingga membuat penumpangnya tidak
merasa nyaman. Dan kabarnya Kopaja merupakan penyumbang polutan terbesar yang
di karenan kerja mesin yang kurang baik sehingga menghasilkan gas buang yang
berbahaya.. heeemm apa kabarnya udara Jakarta klo hal ini dibiarkan yaa ?. Dan
sampai kapan macet bertahan di Jakarta ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar