Minggu, 20 Januari 2013

Rabu, 16 Januari 2013



Hari ini bangun kesiangan, semuanya serba buru-buru jadinya. Mau bareng tetangga jadi gak bisa, karena bekal dan yang lainnya belum disiapin. Yaudah deh akhirnya memutuskan untuk naik bis aja kayaknya.

Beruntung hari ini gak hujan jadi lebih tenang dan berharap gak banjir jalanannya. Sayangnya harapan tak sesuai dengan kenyataan, keluar jalan kamal, jalan daan mogot macet total dan busway gak ngangkut penumpang dari shelter jembatan baru, terakhir mengangkut penumpang dari shelter rawa buaya. Aduh bingung deh harus gimana lagi menempuh perjalanan ke kampus. Untungnya saat itu bareng Bapak yang mau berangkat kerja ke daerah pondok indah, yaudah cuus deh ikut Bapak sampe pondok indah.

Saat naik flyover rawa buaya itu jalanan udah berantakan banget. Yang harusnya dilalui satu arah, jadi dua arah karena mobil-mobil pada muter balik, disebabkan kemacetan parah di lampu merah deket walikota Jakarta Barat. Untungnya saya naik motor, jadi lumayan lah bisa nyelip-nyelip jalannya. Kira-kira setengah jam menempuh jalanan macet itu. Lepas dari itu lancar banget jalanannya. Gak ada macet dan gak banjir pula.

Bapak nganter saya cuma sampai lebak bulus, abis itu saya naik bis dari sana menuju depok. Cuacanya emang mendung banget, berharap hujan jangan turun, karena perjalanan saya masih lumayan jaraknya. Turun dari motor, saya udah di sapa sama rintik hujan, saya masih nekat dan gak mau pake payung. Baru lima langkah jalan, hujannya agak deras dan buru-buru deh pake payung. Nunggu bis deborah berteman dengan payung dan hujan emang agak bikin gimana gitu, gak ada halte pula. Adasih, tapi agak jauh. Hhehhehhe

Hujan yang turun saya pikir akan lama, ternyata enggak. Sekarang tinggal gerimis-gerimisnya aja. Dan kebetulan bis deborahnya sudah datang. Yeaay,, dan ternyata gak penuh juga lho.. masih dapet tempat duduk. Alhamdulillaah.. :)

Tepat setengah 10 saya sampai di kampus. Dan keadaannya kering kerotang lho. Gak ujan sama sekali, sedangkan saya nenteng payung basah. Pasti orang yang liat saya pada mikir saya keujanan dimana, jelas-jelas disini kering dan belum menunjukkan tanda-tanda mau turun hujan. Ya udahlah ya gak usah dipikirin.

Sampai di rung kelas dingin yang menyapa semangat banget kayanya. Banyak temen-temen yang memilih untuk duduk di luar dulu. Saya lebih milih bersiin sepatu yang kotor karena kena hujan tadi. Habis taruh tas, langsung ke kamar mandi dan cuci kaki dan sepatu yang kena becekan.
Kuliah hari ini sampe jam 4 sore, pulang kuliah hari ini saya gak menempuh perjalanan yang sama kaya kemarin, hari Selasa. Saya lebih milih untuk bareng Bapak. Jadi saya pulang nyusul Bapak dulu di daerah Pondok Indah.

Perjalan pulang yang dilalui pun sama kaya berangkat tadi, lewat jalan panjang lalu menuju puri kembangan. Biasanya, jam pulang kerja begini jakarta pasti macet kan?. Tapi enggak untuk hari ini, jalanan agak lengang. Perjalanannya lancaar banget. Dan gak seperti hari kemarin yang hujan, hari ini agak cerah di sore harinya. 

Tiba-tiba, sesampainya saya di lampu merah dekat walikota. Tumpukan kendaraan yang terkena macet terlihat. Ada apakan gerangan?. Ketakutan mulai melanda. Takut banjir, gak bisa lewat dan gak bisa sampai di rumah.. aduuuhhh.. Seketika itu pula saya melihat jalanan arah balik yang lengang. Terlihat basah tapi gak hujan. Pasti banjir. Dan benar saja, banyak motor yang berhenti karena mogok memaksakan melewati banjir. Takut itu makin bertambah, dengan kesemrawutan kendaraan yang memenuhi jalan satu arah. Entah siapa yang bisa lewat duluan, yang pasti semuanya berebut.

Karena kontur jalan yang agak merendah dibagian sebelah kiri, sebelah kanan menjadi alternatif yang dilewati para motor untuk menghindari genangan air yang agak tinggi di bagian kiri tersebut. Begitu pula motor yang saya tumpangi bersama Bapak, mengambil jalur sebelah kiri. Walaupun ada pak polisi disana, tapi kesemrawutan lalu lintas itu tak dapat diatasi, karena tampaknya pak polisi pun bingung harus berbuat apa, melihat kondisi banjir dan padatnya kendaraan yang ada. Justru pak ogah dadakan yang mengatur jalannya lalu lintas, sementara pak polisi bak mandor yang hanya bisa memantau dan mengawasi.

Banjir tak berhenti sampai disini. Disekitar rawa buaya, genangan itu kembali terlihat, kali ini agak tinggi dari sebelumnya, namun masih bisa dilewati kendaraan. Ciprat sana ciprat sinipun tak terelakan disaat kendaraan saling sejajar melintasi genangan air. Sayapun pasrah terkena cipratan dari mobil yang melaju sedikit kencang disebelah kiri saya dan motor yang tak tau diri ngebut seenaknya sehingga genangan air banjir muncrat kemana-mana. Okee latihan kesabaran untuk hari ini nampaknya.. :)

Tak habis pikir dengan banjir yang melanda daerah ini, jelas-jelas hari ini hujan tidak turun lebat, hanya sebentar dan itupun tak begitu deras. Tapi kenapa bisa banjir?. Jakarta punya rahasia tersendiri tentang drainasenya yang tak terurus nampaknya. Hhehhehhe

Oke cukup untuk perjalanan hari rabu ini, dan bagaimana perjalanan saya hari kamis? Harus masuk pagi karena ada pengulangan untuk mata kuliah statistika 1. Masihkah saya melewati banjir dan diguyur hujan ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar