Hari ini bangun
kesiangan, semuanya serba buru-buru jadinya. Mau bareng tetangga jadi gak bisa,
karena bekal dan yang lainnya belum disiapin. Yaudah deh akhirnya memutuskan
untuk naik bis aja kayaknya.
Beruntung hari ini gak
hujan jadi lebih tenang dan berharap gak banjir jalanannya. Sayangnya harapan
tak sesuai dengan kenyataan, keluar jalan kamal, jalan daan mogot macet total
dan busway gak ngangkut penumpang dari shelter jembatan baru, terakhir
mengangkut penumpang dari shelter rawa buaya. Aduh bingung deh harus gimana
lagi menempuh perjalanan ke kampus. Untungnya saat itu bareng Bapak yang mau
berangkat kerja ke daerah pondok indah, yaudah cuus deh ikut Bapak sampe pondok
indah.
Saat naik flyover rawa buaya itu jalanan udah
berantakan banget. Yang harusnya dilalui satu arah, jadi dua arah karena
mobil-mobil pada muter balik, disebabkan kemacetan parah di lampu merah deket
walikota Jakarta Barat. Untungnya saya naik motor, jadi lumayan lah bisa
nyelip-nyelip jalannya. Kira-kira setengah jam menempuh jalanan macet itu.
Lepas dari itu lancar banget jalanannya. Gak ada macet dan gak banjir pula.
Bapak nganter saya cuma
sampai lebak bulus, abis itu saya naik bis dari sana menuju depok. Cuacanya
emang mendung banget, berharap hujan jangan turun, karena perjalanan saya masih
lumayan jaraknya. Turun dari motor, saya udah di sapa sama rintik hujan, saya
masih nekat dan gak mau pake payung. Baru lima langkah jalan, hujannya agak
deras dan buru-buru deh pake payung. Nunggu bis deborah berteman dengan payung
dan hujan emang agak bikin gimana gitu, gak ada halte pula. Adasih, tapi agak
jauh. Hhehhehhe
Hujan yang turun saya
pikir akan lama, ternyata enggak. Sekarang tinggal gerimis-gerimisnya aja. Dan
kebetulan bis deborahnya sudah datang. Yeaay,, dan ternyata gak penuh juga
lho.. masih dapet tempat duduk. Alhamdulillaah.. :)
Tepat setengah 10 saya
sampai di kampus. Dan keadaannya kering kerotang lho. Gak ujan sama sekali,
sedangkan saya nenteng payung basah. Pasti orang yang liat saya pada mikir saya
keujanan dimana, jelas-jelas disini kering dan belum menunjukkan tanda-tanda
mau turun hujan. Ya udahlah ya gak usah dipikirin.
Sampai di rung kelas dingin
yang menyapa semangat banget kayanya. Banyak temen-temen yang memilih untuk
duduk di luar dulu. Saya lebih milih bersiin sepatu yang kotor karena kena
hujan tadi. Habis taruh tas, langsung ke kamar mandi dan cuci kaki dan sepatu
yang kena becekan.
Kuliah hari ini sampe
jam 4 sore, pulang kuliah hari ini saya gak menempuh perjalanan yang sama kaya
kemarin, hari Selasa. Saya lebih milih untuk bareng Bapak. Jadi saya pulang
nyusul Bapak dulu di daerah Pondok Indah.
Perjalan pulang yang
dilalui pun sama kaya berangkat tadi, lewat jalan panjang lalu menuju puri
kembangan. Biasanya, jam pulang kerja begini jakarta pasti macet kan?. Tapi
enggak untuk hari ini, jalanan agak lengang. Perjalanannya lancaar banget. Dan
gak seperti hari kemarin yang hujan, hari ini agak cerah di sore harinya.
Tiba-tiba, sesampainya
saya di lampu merah dekat walikota. Tumpukan kendaraan yang terkena macet
terlihat. Ada apakan gerangan?. Ketakutan mulai melanda. Takut banjir, gak bisa
lewat dan gak bisa sampai di rumah.. aduuuhhh.. Seketika itu pula saya melihat
jalanan arah balik yang lengang. Terlihat basah tapi gak hujan. Pasti banjir.
Dan benar saja, banyak motor yang berhenti karena mogok memaksakan melewati
banjir. Takut itu makin bertambah, dengan kesemrawutan kendaraan yang memenuhi
jalan satu arah. Entah siapa yang bisa lewat duluan, yang pasti semuanya
berebut.
Karena kontur jalan
yang agak merendah dibagian sebelah kiri, sebelah kanan menjadi alternatif yang
dilewati para motor untuk menghindari genangan air yang agak tinggi di bagian
kiri tersebut. Begitu pula motor yang saya tumpangi bersama Bapak, mengambil
jalur sebelah kiri. Walaupun ada pak polisi disana, tapi kesemrawutan lalu
lintas itu tak dapat diatasi, karena tampaknya pak polisi pun bingung harus
berbuat apa, melihat kondisi banjir dan padatnya kendaraan yang ada. Justru pak
ogah dadakan yang mengatur jalannya lalu lintas, sementara pak polisi bak
mandor yang hanya bisa memantau dan mengawasi.
Banjir tak berhenti
sampai disini. Disekitar rawa buaya, genangan itu kembali terlihat, kali ini
agak tinggi dari sebelumnya, namun masih bisa dilewati kendaraan. Ciprat sana
ciprat sinipun tak terelakan disaat kendaraan saling sejajar melintasi genangan
air. Sayapun pasrah terkena cipratan dari mobil yang melaju sedikit kencang
disebelah kiri saya dan motor yang tak tau diri ngebut seenaknya sehingga
genangan air banjir muncrat kemana-mana. Okee latihan kesabaran untuk hari ini
nampaknya.. :)
Tak habis pikir dengan
banjir yang melanda daerah ini, jelas-jelas hari ini hujan tidak turun lebat,
hanya sebentar dan itupun tak begitu deras. Tapi kenapa bisa banjir?. Jakarta
punya rahasia tersendiri tentang drainasenya yang tak terurus nampaknya. Hhehhehhe
Oke cukup untuk
perjalanan hari rabu ini, dan bagaimana perjalanan saya hari kamis? Harus masuk
pagi karena ada pengulangan untuk mata kuliah statistika 1. Masihkah saya
melewati banjir dan diguyur hujan ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar