Jumat, 18 Januari 2013

Selasa, 15 Januari 2013

Macet lagi.. macet lagi.. gara gara si komo lewat..

Jakarta, macet udah jadi hal yang gak perlu di herankan. Tapi macet yang kali ini entah harus diapakan. Berhenti, tak bergerak, tak ada celah. Selasa, 15 Januari 2013 tepatnya pukul 05.45 pagi, saya berangkat dari rumah menuju kampus di bilangan Depok. Biasanya, klo mau ke kampus saya naik kereta dari stasiun juanda. Dari rumah ke stasiunnya biasanya sih bareng tetangga, naik motor. Tapi hari ini, saya lebih memilih untuk naik busway-transjakarta, karena keadaan hujan lebat. Gak memungkinkan kalo harus naik motor kan.

Sampai di shelter jembatan baru sekitar jam 6.00. Saya adalah orang kedua sebelum terakhir yang masuk shelter, setelah itu gak ada lagi yang masuk halte. Karena buswaynya lama, alias langka (udah kaya hewan aja yaa.. hhehhe) jadi petugasnya menolak penumpang masuk lagi, sedangkan yang di dalem shelter aja belum terangkut. Lima belas menit berlalu, belum ada juga busway yang lewat. Lima belas menit kemudian baru ada yang lewat, itupun penuh, dan gak mau ambil penumpang di shelter ini. Oke menunggu kehadiran busway selanjutnya. Lama setelah busway itu lewat, mungkin sekitar 30 menit kemudian, karena saya liat jam menunjukkan pukul 7.00, busway lewat lagi dan yang kali ini penuhnya pake banget. Dan ada satu ibu yang memaksa masuk padahal satgas sudah meminta untuk jangan masuk, karena bis sesak.

Melihat keluar shelter, perjalan dari arah cengkareng menuju grogol sangat padat. Satu jam yang lalu, saat saya baru tiba, di sini masih merayap pergerakan kendaraannya, dan angkutan kota pun masih banyak yang kewat dan mengangkut penumpang. Tapi kali ini, keadaannya berubah, padatnya kendaraan tak lagi merayap. Namun, berhenti di tempat, dan angkutan kota pun tak lagi terlihat, hanya mobil pribadi dan kendaraan bermotor. Ditepi jalan, puluhan orang dengan payung dan tanpa payung menunggu bis sama seperti saya, besanya saya ada di shelter dan mereka di tepi jalan. Di luar shelter pun banyak orang yang menunggu.

Lima belas menit kemudian, petugas shelter nyamperin penumpang yang nunggu busway..
 “mba, minta maaf nih, buswaynya udah gak ada lagi yang jalan, yang tadi itu yang terakhir. Karena di depan indosiar banjirnya tinggi, gak bisa lewat. Mohon maaf atas ketidaknyamanan ini, silahkan mencari alternatif lain.”
Ya saya cuma bisa jawab “oke mba gak papa”.

Saya langsung keluar shelter dan telepon bapak minta di jemput. Saya balik lagi ke rumah, karena udah pasti gak bisa sampe kampus cepet, karena udah jam 8 sedangkan dosen jam pertama masuk setengah sembilan dan keadaan jalanan masih ujan dan macet parah.

Sudah di pastikan hari ini gak ikut kuliah jam pertama. Mata kuliah akuntansi biaya pula, nyesel banget nih sebenernya, tapi mau gimana lagi. Kalo gak ada jadwal ujian praktikum akuntansi biaya jam setengah lima sore saya lebih milih tidur sesampainya di rumah, tanpa harus mikir mau gimana ke kampus.

Kebetulan di rumah masih ada mas Eko. Karena dia belum berangkat kerja, ya udah minta anterin dia deh akhirnya. Sekitar jam 10 saya baru berangkat. Dan kita melalui jalan puri kembangan-meruya yang akhirnya tiba di jalan panjang-kebon jeruk. Beruntung ternyata disini gak banjir dan gak macet. Beda sama daan mogot yang kali itu udah lumpuh gak bisa di lewatin karena banjir. Bahkan busway pun udah gak beroperasi lagi.

Akhirnya sampai di kampus jam setengah dua belas siang. Alhamdulillah gak bener-bener bolos kuliah hari ini, bisa ikut mata kuliah yang kedua dan ketiga. Tapi ternyata yang ketiga gak masuk dosennya.. hhehhe.. jadi hari ini cuma ikut satu mata kuliah dan ujian di lab. Waktu ujian juga ikut shift pertama, karena berharap bisa pulang cepet. Selesai ujian sekitar jam lima sore, dan saya pulang sekitar jam setengah enam, karena harus mengurus sesuatu yang tertinggal.

Saya pulang naik kereta bareng Estin. Berharap setelah sampai di juanda dan naik busway, busway koridor 3 udah bisa, gak kaya tadi pagi yang berhenti beroperasi. Dan yaakk setelah turun di stasiun juanda dan jalan menuju shelter busway, diguyur hujan yang sedang dan gak begitu deras. Di loketnya terpampang jelas. “MENUJU KALIDERES TUTUP, BANJIR”. Dan saya bingung harus naik apa biar sampai rumah. Setelah tanya-tanya sama petugas shelternya, ternyata buswaynya cuma beroperasi sampai shelter jelambar. Oke, beli karcis-masuk shelter-dan tunggu buswaynya. Urusan dari juanda naik apa, mikirnya nanti aja pas udah di jelambar. Dan sampai di jelambar ternyata masih ada bis, tapi satu dua aja yang lewat. Akhirnya naik P12 salah satu angkutan tujuan senen-kalideres. Jalur yang dilalui menuku kalideres pun bukan jalan daan mogot, karena banjir yang menggenang di depan indosiar tinggi. Bis yang kali ini saya tumpangi lewat tol sudiyatmo yang menuju bandara dan keluar di ringroad cengkareng. Ongkosnya naik lho sodara-sodara, yang biasanya cukup dua ribu rupiah, sekarang jadi lima ribu rupiah. Gak perduli deh, berapapun ongkosnya yang penting sampai di rumah.

Setengah sembilan malam, saya baru sampai rumah setelah menempuh perjalanan selama 3 jam. Biasanya cukup satu sampai satu setengah jam untuk sampai di rumah. Perjuangan hari Selasa ini emang dahsyat banget. Berkah di awal tahun mungkin ya, hujan lebat plus plus. Plus banjir, plus macet. Plus susah kendaaraan. Hhehhehhe

Perjuangan gak berhenti sampai disini sepertinya, karena besok, hari rabu harus kuliah lagi, dan untungnya gak pagi, tapi jam sepuluh. Okee tunggu cerita saya untuk kisah hari rabu yaa :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar