Macet lagi.. macet
lagi.. gara gara si komo lewat..
Jakarta, macet udah
jadi hal yang gak perlu di herankan. Tapi macet yang kali ini entah harus
diapakan. Berhenti, tak bergerak, tak ada celah. Selasa, 15 Januari 2013 tepatnya
pukul 05.45 pagi, saya berangkat dari rumah menuju kampus di bilangan Depok. Biasanya,
klo mau ke kampus saya naik kereta dari stasiun juanda. Dari rumah ke
stasiunnya biasanya sih bareng tetangga, naik motor. Tapi hari ini, saya lebih
memilih untuk naik busway-transjakarta, karena keadaan hujan lebat. Gak memungkinkan
kalo harus naik motor kan.
Sampai di shelter
jembatan baru sekitar jam 6.00. Saya adalah orang kedua sebelum terakhir yang
masuk shelter, setelah itu gak ada lagi yang masuk halte. Karena buswaynya
lama, alias langka (udah kaya hewan aja yaa.. hhehhe) jadi petugasnya menolak
penumpang masuk lagi, sedangkan yang di dalem shelter aja belum terangkut. Lima
belas menit berlalu, belum ada juga busway yang lewat. Lima belas menit
kemudian baru ada yang lewat, itupun penuh, dan gak mau ambil penumpang di
shelter ini. Oke menunggu kehadiran busway selanjutnya. Lama setelah busway itu
lewat, mungkin sekitar 30 menit kemudian, karena saya liat jam menunjukkan
pukul 7.00, busway lewat lagi dan yang kali ini penuhnya pake banget. Dan ada
satu ibu yang memaksa masuk padahal satgas sudah meminta untuk jangan masuk,
karena bis sesak.
Melihat keluar shelter,
perjalan dari arah cengkareng menuju grogol sangat padat. Satu jam yang lalu,
saat saya baru tiba, di sini masih merayap pergerakan kendaraannya, dan
angkutan kota pun masih banyak yang kewat dan mengangkut penumpang. Tapi kali
ini, keadaannya berubah, padatnya kendaraan tak lagi merayap. Namun, berhenti
di tempat, dan angkutan kota pun tak lagi terlihat, hanya mobil pribadi dan
kendaraan bermotor. Ditepi jalan, puluhan orang dengan payung dan tanpa payung
menunggu bis sama seperti saya, besanya saya ada di shelter dan mereka di tepi
jalan. Di luar shelter pun banyak orang yang menunggu.
Lima belas menit
kemudian, petugas shelter nyamperin penumpang yang nunggu busway..
“mba, minta maaf nih, buswaynya udah gak ada
lagi yang jalan, yang tadi itu yang terakhir. Karena di depan indosiar
banjirnya tinggi, gak bisa lewat. Mohon maaf atas ketidaknyamanan ini, silahkan
mencari alternatif lain.”
Ya saya cuma bisa jawab
“oke mba gak papa”.
Saya langsung keluar
shelter dan telepon bapak minta di jemput. Saya balik lagi ke rumah, karena
udah pasti gak bisa sampe kampus cepet, karena udah jam 8 sedangkan dosen jam
pertama masuk setengah sembilan dan keadaan jalanan masih ujan dan macet parah.
Sudah di pastikan hari
ini gak ikut kuliah jam pertama. Mata kuliah akuntansi biaya pula, nyesel
banget nih sebenernya, tapi mau gimana lagi. Kalo gak ada jadwal ujian
praktikum akuntansi biaya jam setengah lima sore saya lebih milih tidur
sesampainya di rumah, tanpa harus mikir mau gimana ke kampus.
Kebetulan di rumah
masih ada mas Eko. Karena dia belum berangkat kerja, ya udah minta anterin dia
deh akhirnya. Sekitar jam 10 saya baru berangkat. Dan kita melalui jalan puri
kembangan-meruya yang akhirnya tiba di jalan panjang-kebon jeruk. Beruntung ternyata
disini gak banjir dan gak macet. Beda sama daan mogot yang kali itu udah lumpuh
gak bisa di lewatin karena banjir. Bahkan busway pun udah gak beroperasi lagi.
Akhirnya sampai di
kampus jam setengah dua belas siang. Alhamdulillah gak bener-bener bolos kuliah
hari ini, bisa ikut mata kuliah yang kedua dan ketiga. Tapi ternyata yang
ketiga gak masuk dosennya.. hhehhe.. jadi hari ini cuma ikut satu mata kuliah
dan ujian di lab. Waktu ujian juga ikut shift pertama, karena berharap bisa
pulang cepet. Selesai ujian sekitar jam lima sore, dan saya pulang sekitar jam setengah
enam, karena harus mengurus sesuatu yang tertinggal.
Saya pulang naik kereta
bareng Estin. Berharap setelah sampai di juanda dan naik busway, busway koridor
3 udah bisa, gak kaya tadi pagi yang berhenti beroperasi. Dan yaakk setelah
turun di stasiun juanda dan jalan menuju shelter busway, diguyur hujan yang
sedang dan gak begitu deras. Di loketnya terpampang jelas. “MENUJU KALIDERES
TUTUP, BANJIR”. Dan saya bingung harus naik apa biar sampai rumah. Setelah tanya-tanya
sama petugas shelternya, ternyata buswaynya cuma beroperasi sampai shelter
jelambar. Oke, beli karcis-masuk shelter-dan tunggu buswaynya. Urusan dari
juanda naik apa, mikirnya nanti aja pas udah di jelambar. Dan sampai di
jelambar ternyata masih ada bis, tapi satu dua aja yang lewat. Akhirnya naik
P12 salah satu angkutan tujuan senen-kalideres. Jalur yang dilalui menuku
kalideres pun bukan jalan daan mogot, karena banjir yang menggenang di depan
indosiar tinggi. Bis yang kali ini saya tumpangi lewat tol sudiyatmo yang
menuju bandara dan keluar di ringroad cengkareng. Ongkosnya naik lho
sodara-sodara, yang biasanya cukup dua ribu rupiah, sekarang jadi lima ribu
rupiah. Gak perduli deh, berapapun ongkosnya yang penting sampai di rumah.
Setengah sembilan
malam, saya baru sampai rumah setelah menempuh perjalanan selama 3 jam. Biasanya
cukup satu sampai satu setengah jam untuk sampai di rumah. Perjuangan hari
Selasa ini emang dahsyat banget. Berkah di awal tahun mungkin ya, hujan lebat
plus plus. Plus banjir, plus macet. Plus susah kendaaraan. Hhehhehhe
Perjuangan gak berhenti
sampai disini sepertinya, karena besok, hari rabu harus kuliah lagi, dan untungnya
gak pagi, tapi jam sepuluh. Okee tunggu cerita saya untuk kisah hari rabu yaa :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar