Senin, 17 Juni 2013

Tentang Steak...yummi :')


Pilih sirloin, tenderloin, atau T-bone? Dimasak sampai well done, medium, atau dibiarkan rare? Anda perlu tahu “ilmu” steak agar lebih nikmat saat menyantapnya.

Saya akan sedikit berbagi cerita setelah saya baca di salah satu surat kabar.
Steak aadalah hidangan dari sepotong daging yang dibakar, dipanggang, atau digoreng dan disajikan bersama saus, kentang dan sayuran. Daging steak yang paling umum adalah daging sapi, biasanya diambil dari bagian has luar (sirloin), has dalam (tenderloin), rusuk (ribs), dan T-bone.

Kualitas sepotong steak sapi terpusat pada mutu dagingnya. Di Amerika Serikat, ada USD Agricultural Marketing Service yang menilai kualitas daging dan membaginya dalam delapan tingkat berdasarkan marbling (lemak dalam daging) dan kematangan (umur sapi saat dipotong). Peringkat teratas adalah US Prime Beef dan biasanya hanya dijual ke hotel-hotel atau restoran kelas atas.
Dari segi jenis, wagyu, black angus, dan grain fed adalah tiga daging sapi kualitas tertinggi. Sapi black angus dari Skotlandia memiliki daging yang bercita rasa khas, juicy dan sangat empuk sehingga bisa dipotong hanya dengan menggunakan sendok. Kualitas sapi grain fed sangat baik karena diberi makan gandum dan padi-padian untuk meningkatkan mutu dagingnya.

Daging wagyu dari Jepang memiliki daging yang diselimuti lemak (marbling) lebih banyak sehingga lebih juicy dan enak. Sapi wagyu diternakkan jauh dari kebisingan kota, memiliki pola makan khusus, serta rutin dipijat supaya tidak stres. Dagingnya pun menjadi sangat lembut dan bergizi tinggi. Tak heran bila harga per kilonya sangat mahal, di Indonesia bisa mencapai 3 juta rupiah.

Tingkat kematangan beef terbaik, yaitu medium. Saat makan di restoran steak, biasanya pelayan akan menanyakan tingkat kematangan daging yang Anda inginkan. Kita bebas memilih sesuai selera; mau dimasak rare (bagian dalam daging masih mentah), medium rare (setengah matang), medium (bagian luar abu-abu kecoklatan, dalamnya pink keabu-abuan), medium well (bagian luar coklat namun bagian dalamnya pink keabu-abuan), serta well done (seluruh daging berwarna coklat dan bertekstur kering).

Penikmat steak sejati umumnya menyukai medium karena daging masih banyak mengandung saripati sehingga terasa lebih lezat, empuk dan juicy.

Tak hanya daging sapi, semua jenis daging, baik unggas, babi, maupun seafood bisa diolah menjadi steak dengan sensasi kelezatan tersendiri. Sekarang, ada pula steak dari tempe dan tahu yang umum dinikmati kaum vegetarian.

Beberapa seafood yang populer dibuat steak adalah salmon, kakap, gindara dan dori. Meskipu dengan ikan, steak seafood tidak akan berbau amis karena biasanya disiram saus yang beraroma khas seperti lemon butter sauce, orange sauce, tartar, creamy mushroom dan wasabi mayonaise.

Tips memasak:
Bila tertarik untuk memasak steak sendiri, iris daging dengan arah melintang serat. Hindati mengiris searah serat atau membujur karena daging akan susah empuk dan menjadi liat. Hindari pula membumbui terlalu banyak garam atau lada. Nilai kelezatan steak terletak pada kekayaan rasa saripati dagingnya, bukan pada rasa tambahan dari bumbu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar