Pilih sirloin,
tenderloin, atau T-bone? Dimasak
sampai well done, medium, atau
dibiarkan rare? Anda perlu tahu
“ilmu” steak agar lebih nikmat saat
menyantapnya.
Saya akan sedikit berbagi cerita setelah saya baca
di salah satu surat kabar.
Steak aadalah hidangan dari sepotong daging yang
dibakar, dipanggang, atau digoreng dan disajikan bersama saus, kentang dan
sayuran. Daging steak yang paling
umum adalah daging sapi, biasanya diambil dari bagian has luar (sirloin), has dalam (tenderloin), rusuk (ribs), dan T-bone.
Kualitas sepotong steak sapi terpusat pada mutu
dagingnya. Di Amerika Serikat, ada USD Agricultural
Marketing Service yang menilai kualitas daging dan membaginya dalam delapan
tingkat berdasarkan marbling (lemak
dalam daging) dan kematangan (umur sapi saat dipotong). Peringkat teratas
adalah US Prime Beef dan biasanya
hanya dijual ke hotel-hotel atau restoran kelas atas.
Dari segi jenis, wagyu, black angus, dan grain fed
adalah tiga daging sapi kualitas tertinggi. Sapi black angus dari Skotlandia memiliki daging yang bercita rasa khas,
juicy dan sangat empuk sehingga bisa
dipotong hanya dengan menggunakan sendok. Kualitas sapi grain fed sangat baik karena diberi makan gandum dan padi-padian
untuk meningkatkan mutu dagingnya.
Daging wagyu dari Jepang memiliki daging yang
diselimuti lemak (marbling) lebih banyak sehingga lebih juicy dan enak. Sapi wagyu diternakkan jauh dari kebisingan kota,
memiliki pola makan khusus, serta rutin dipijat supaya tidak stres. Dagingnya
pun menjadi sangat lembut dan bergizi tinggi. Tak heran bila harga per kilonya
sangat mahal, di Indonesia bisa mencapai 3 juta rupiah.
Tingkat kematangan beef terbaik, yaitu medium. Saat
makan di restoran steak, biasanya
pelayan akan menanyakan tingkat kematangan daging yang Anda inginkan. Kita
bebas memilih sesuai selera; mau dimasak rare
(bagian dalam daging masih mentah), medium
rare (setengah matang), medium
(bagian luar abu-abu kecoklatan, dalamnya pink keabu-abuan), medium well (bagian luar coklat namun bagian
dalamnya pink keabu-abuan), serta well
done (seluruh daging berwarna coklat dan bertekstur kering).
Penikmat steak
sejati umumnya menyukai medium karena
daging masih banyak mengandung saripati sehingga terasa lebih lezat, empuk dan juicy.
Tak hanya daging sapi, semua jenis daging, baik
unggas, babi, maupun seafood bisa diolah menjadi steak dengan sensasi kelezatan tersendiri. Sekarang, ada pula steak dari tempe dan tahu yang umum
dinikmati kaum vegetarian.
Beberapa seafood
yang populer dibuat steak adalah
salmon, kakap, gindara dan dori. Meskipu dengan ikan, steak seafood tidak akan
berbau amis karena biasanya disiram saus yang beraroma khas seperti lemon butter sauce, orange sauce, tartar,
creamy mushroom dan wasabi mayonaise.
Tips memasak:
Bila tertarik untuk memasak steak sendiri, iris daging dengan arah melintang serat. Hindati
mengiris searah serat atau membujur karena daging akan susah empuk dan menjadi
liat. Hindari pula membumbui terlalu banyak garam atau lada. Nilai kelezatan
steak terletak pada kekayaan rasa saripati dagingnya, bukan pada rasa tambahan
dari bumbu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar